Intisari-Online.com - Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dibunuh pada hari Jumat saat berbicara dalam sebuah acara kampanye politik untuk Partai Liberal Demokrat di Kota Nara, Jepang barat.
Shinzo Abe merupakan seorang tokoh terkemuka di Jepang.
Ia merupakan perdana menteri terlama Jepang yang berusaha untuk membangun kembali kekuasaan pada tahap ekonomi global dan kebijakan luar negeri.
Sikap politik konservatif Abe membuatnya mendapat repurasi sebagai reformis ekonomi setelah penurunan ekonomi Jepang pada 1990-an dan 2000-an dan sebagai juara Jepang berusaha untuk memperkuat kekuasaannya di panggung dunia.
Kebijakan ekonomi Abe, yang dikenal sebagai 'Abenomics', juga berusaha memulihkan kekuasaan Jepang setelah dua 'dekade' resesi setelah Jepang naik menjadi kekuatan ekonomi pada 1980-an.
Pendekatan tiga cabang melibatkan pelonggaran moneter, penggunaan stimulus fiskal liberal untuk memerangi deflasi dalam ekonomi dan reformasi struktural untuk bisnis yang membuka pasar tenaga kerja bagi perempuan dan imigran untuk mengimbangi tenaga kerja yang cepat tua.
Menjadi sosok penting di Jepang, namun China memiliki pandangan tersendiri terhadap sosok Shinzo Abe.
Hal ini diungkap oleh media China Global Times dengan judul Abe remembered in China as controversial figure who 'ruined own contribution to bilateral ties', yang tayang pada Jumat (9/7/2022).
Bagi publik Tiongkok, Abe adalah tokoh politik yang kontroversial. Ia telah meningkatkan hubungan Jepang dengan Tiongkok, yang ditandai dengan dua perjalanan pemecah kebekuan selama masa jabatan keduanya pada tahun 2013 dan 2018, namun ucapan dan tindakannya, termasuk sering mengunjungi Kuil Yasukuni yang terkenal kejam dan penolakan sejarah invasi Jepang, menyebabkan reputasi buruknya di kalangan masyarakat China.
Kunjungan pemecah kebekuan pertama dilakukan setelah klaim teritorial Jepang atas Kepulauan Diaoyu yang menyeret hubungan bilateral ke jurang.
Kunjungan pemecah kebekuan keduanya ke China adalah pada Oktober 2018, ketika ia menghadiri acara yang menandai peringatan 40 tahun penandatanganan Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan China-Jepang dan sebuah forum yang mempromosikan kerja sama infrastruktur antara perusahaan kedua negara.
Pada tahun 2017, Abe secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan China dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) dan mengatakan dia tidak akan mengesampingkan bergabung dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia yang berkantor pusat di China.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR