Polisi tidak menutup kemungkinan bahwa peluru itu juga dibuat dengan tangan, tetapi mengatakan mereka masih menyelidiki.
Penyelidik menyita apa yang tampak seperti lima senjata buatan tangan dari rumah Yamagami, surat kabar Mainichi melaporkan pada hari Sabtu.
NR Jenzen-Jones, spesialis intelijen senjata dan amunisi dari Armament Research Services yang berbasis di Australia mengatakan, "Senjata api (...) mentah, namun mematikan, produksi kerajinan seperti ini mudah dibuat."
Gambar senjata api menunjukkan bahwa kabel listrik melewati tutup di ujung setiap pipa.
Itu menunjuk pada penggunaan mekanisme penembakan listrik, kata Jenzen-Jones.
"Metode inisiasi listrik (...) kemungkinan dipilih dalam kasus ini karena kartrid konvensional jauh lebih sulit diperoleh di Jepang daripada di banyak wilayah lain," tambahnya.
Ada beberapa kasus dalam beberapa tahun terakhir tentang orang-orang yang ditangkap di Jepang karena membuat senjata api secara ilegal.
Pada tahun 2018, polisi menangkap seorang pria berusia 23 tahun di kota barat Himeji karena membuat senjata dan lebih dari 130 peluru di rumahnya.
Juga pada tahun itu, polisi menahan seorang mahasiswa berusia 19 tahun di kota Nagoya karena membuat bahan peledak serta senjata dengan bantuan printer 3D.
Pada tahun 2014, polisi menangkap seorang pria berusia 27 tahun karena secara ilegal memiliki pistol yang dibuat oleh printer 3D di Kawasaki, selatan Tokyo.
Tersangka dalam penembakan Abe mengatakan kepada penyelidik bahwa dia telah membuat senjata dengan tiga, lima dan enam pipa logam selain yang dia gunakan dalam serangan itu, kata media.
Spesialis senjata Jenzen-Jones mengatakan senjata yang digunakan dalam insiden itu berada di ujung bawah spektrum kemampuan.
"Meskipun demikian, itu jelas mematikan," tambahnya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR