Intisari-Online.com - Seperti apa skema struktur birokrasi pemerintahan Kerajaan Mataram?
Dalam sejarah kerajaan Nusantara, terapat dua kerajaan Mataram, yaitu Mataram Kuno dan Mataram Islam.
Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 dan merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budda.
Sementara kerajaan Mataram Islam berdiri pada abad ke-16.
Mengutip buku Kebudayaan dan Kerajaan Islam di Indonesia (2018) yang ditulis oleh Iriyanti Agustina, Kerajaan Mataram terletak di Kota Gede, sebelah tenggara Kota Yogyakarta.
Di Yogyakarta, situs peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Islam antara lain Kotagede, Situs Kerto, dan Situs Pleret.
Masa kejayaan Mataram Islam terjadi saat Sultan Agung memerintah antara tahun 1613 hingga 1645.
Dalam menjalankan pemerintahannya, tentu kerajaan ini memiliki struktur birokrasi pemerintahannya sendiri, yaitu seperti berikut ini.
Berikut merupakan penjelasan singkat tentang struktur birokrasi pemerintahan Kerajaan Mataram:
Sultan Agung Hanyokrokusumo yang membawa Mataram Islam kepada masa kejayaannya merupakan raja ketiga setelah Panembahan Sedo Krapyak.
Pada kurun waktu 1613 sampai 1645 wilayah kekuasaan Mataram Islam, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.
Kehadiran Sultan Agung sebagai penguasa tertinggi, membawa Kerajaan Mataram Islam kepada peradaban kebudayaan pada tingkat lebih tinggi.
Sultan Agung memiliki beragam keahlian, baik di bidang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Bidang-bidang tersebutlah yang membawa Mataram Islam pada peradaban budaya yang lebih tinggi
Sementara letak geografis kerajaan yang berada di pedalaman membuat Mataram menjadi kerajaan agraris.
Pertanian yang menjadi sumber pokok ekonomi masyarakat berkembang pesat karena didukung tanah yang subur.
Pada masa kejayaannya, Mataram berhasil menjadi pengekspor utama beras.
Meski mengandalkan pertanian sebagai pusat ekonomi, tak sedikit masyarakat yang melakukan aktivitas perdagangan laut.
Dua kegiatan ekonomi yang berkembang pesat itu membuat Kerajaan Mataram cukup diperhitungkan di dunia politik Nusantara.
Kehidupan sosial masyarakat pun berkembang dengan sangat baik.
(*)