Kembali pada bulan Mei, Sachs, bersama dengan profesor farmakologi dan terapi molekuler Universitas Columbia Neil Harrison, menulis sebuah artikel di Prosiding National Academy of Sciences, menunjukkan bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium.
Dalam makalah tersebut, kedua akademisi tersebut menyerukan transparansi yang lebih besar di pihak lembaga federal dan universitas AS, dengan alasan bahwa banyak bukti terkait tidak diungkapkan.
Basis data virus, sampel biologis, urutan virus, komunikasi email, dan buku catatan laboratorium semuanya dapat membantu menjelaskan asal mula pandemi, menurut Sachs dan Harrison.
Namun, tidak satu pun dari bahan-bahan ini yang menjadi sasaran penelitian yang independen, transparan, dan ilmiah.
Sebagai indikator bahwa Covid 19 berasal dari laboratorium, penulis mengemukakan fakta bahwa urutan delapan asam amino pada bagian penting protein lonjakan virus mirip dengan urutan asam amino yang ditemukan dalam sel yang melapisi saluran udara manusia.
Faktanya, Sachs bukanlah orang pertama yang menyatakan bahwa virus mematikan itu tidak terjadi secara alami.
Meskipun tidak ada bukti konklusif yang akan melacak asal-usul Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan pada Februari 2021 bahwa kemungkinan besar ditularkan dari hewan.
Kemungkinan dari kelelawar, lalu ditularkan ke manusia.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR