Intisari-Online.com - Pandemi virus corona (Covid-19) masih menerjang beberapa negara.
Salah satu negara yang masih mengalami krisis pandemi virus corona adalah Korea Utara.
Melihat hal itu,Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklaim situasi di Korea Utara kemungkinan "semakin buruk".
Dilansir dari express.co.uk pada Jumat (3/6/2022), WHO mempertanyakan apakah Pyongyang sedang menangani wabah virus corona Korea Utara atau tidak
Sebab WHO tidak menerima adanya data independen.
Malahan media pemerintah di Korea Utara telah menyebutkan baha gelombang kasus Covid-19 baru-baru ini telah mereda.
Padahal jumlah orang yang tertular virus corona mencapai 390.000 sekitar dua minggu lalu.
Berbicara tentang situasi di Korea Utara bulan lalu, dosen SOAS Owen Miller mengatakan: "Kelihatannya sangat buruk."
"Mereka menghadapi penyebaran Omicron yang merajalela tanpa perlindungan dari vaksin."
"Bahkan populasisebagian besar di Korea Utara tidak bisa mengakses obat-obata."
Selain itu, Korea Utara tidak pernah mengkonfirmasi jumlah orang yang dites positif.
KarenaPyongyang tidak melaporkannya, maka hal ini membuat WHO semakin sulit untuk menilai situasi di sana.
Kepala kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan dalam video briefing Rabu: "Kami menganggap situasinya semakin buruk."
Ryan juga mengklaim bahwa WHO tidak memiliki akses ke informasi istimewa apa pun di luar jumlah yang dilaporkan oleh outlet media yang dikelola pemerintah.
"Kami memiliki masalah nyata dalam mendapatkan akses ke data mentah dan situasi aktual di lapangan."
KiniRyan mengatakan WHO hanya bisa bekerja sama dengan negara tetangga, seperti Korea Selatan dan China, untuk mencoba mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
WHO sendiritelah menawarkan untuk memberikan bantuan kepada Korea Utara dalam beberapa kesempatan. Terrmasuk vaksin dan persediaan lainnya.
Tapi pemerintah Korea Utara menolaknya.
Alasannya karena pasokan obat-obatan masih ada.
"Produksi dan pasokan obat-obatan yang cukup berfungsi sebagai prasyarat untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat dalam kampanye anti-epidemi yang ketat saat ini," terangPerdana Menteri Korea Utara Kim Tok Hun.