Pada bulan Mei lalu, Rusia mengatakan, pasukannya melakukan simulasi serangan rudal berkemampuan nuklir di daerah kantong barat Kaliningrad, di tengah invasi militer Moskwa di Ukraina.
Uji coba itu diumumkan pada hari ke-70 aksi militer Rusia di Ukraina negara pro-Barat.
Ribuan orang tewas dan lebih dari 13 juta penduduk mengungsi dalam krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.
Setelah mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin membuat ancaman terselubung yang mengisyaratkan kesediaan untuk mengerahkan senjata nuklir taktis Rusia.
Selama latihan perang, Rusia mempraktikkan simulasi peluncuran elektronik dari sistem rudal balistik bergerak Iskander yang berkemampuan nuklir, kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip dari AFP.
Pasukan Rusia mempraktikkan serangan tunggal dan ganda pada target yang meniru peluncur sistem rudal, lapangan terbang, infrastruktur yang dilindungi, peralatan militer, dan pos komando musuh tiruan, tambah keterangan Kemenhan Rusia.
Unit-unit tempur juga mempraktikkan tindakan dalam kondisi radiasi dan kontaminasi bahan kimia. Latihan tersebut melibatkan lebih dari 100 prajurit.
Rusia menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi tak lama setelah Putin mengerahkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari.
Bos Kremlin itu juga memperingatkan pembalasan secepat kilat jika Barat secara langsung campur tangan dalam konflik Ukraina.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR