Intisari-Online.com - Kasus cacar monyet atau Monkeypox belum terdeteksi di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril.
Dilansir dari kompas.com, hingga Jumat (24/6/2022), Syahril mengatakan belum ada kasus cacar monyet terkonfirmasi di Indonesia.
Beberapa waktu lalu, sempat ada dugaan 9 kasus cacar monyet di Indonesia.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata ternyata pasien tersebut menderita Varicella atau cacar air.
Meski belum terkonfirmasi di Indonesia, Syahril menyarankan agar kita semua berhati-hati terhadap penyakit ini.
Sebab, kasus cacar monyet sudah ditemukan di 27 negara. Termasuk di tetangga Indonesia.
Dilansir dari kontan.co.id pada Selasa (28/6/2022), Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyampaikan kasus cacar monyet di negaranya pada 2 Juni 2022.
Pasien adalah seorang pelancong yang meninggalkan Barcelona pada 1 Juni 2022 dan transit di Bandara Changi pada 2 Juni 2022.
Lalu dia dinyatakan positif cacar monyet setelah tiba di Sydney pada hari berikutnya.
Pasien tersebut dilaporkan tidak memasuki Singapura atau berinteraksi dengan warga lokal.
Namun ada 13 orang yang mungkin melakukan kontak dengan pasien tersebut.
Sehingga mereka semua tengah diawasi selama 21 hari ke depan.
"Sebagai tindak pencegahan, kami melakukan pelacakan pada dua penerbangan yang dia ikuti," menurut Departemen Kesehatan Singapura.
Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 780 kasus cacar monyet di 27 negara di dunia.
Dan semua kasus itu tersebar hanya dalam waktu tiga minggu.
Sejauh ini, sebagian besar kasus berasal dari mereka yang pernah melakukan perjalanan ke negara-negara di Eropa dan Amerika Utara.
Namun ada juga yang berasal dari Afrika Barat atau Tengah. Diketahui wilayah ini termasuk wilayah endemik virus cacar monyet.
Banyaknya kasus di daerah non-endemik virus cacar monyet membuat WHO langsung khawatir.
Mereka takut bahwa ada transmisi lokal yang tidak terdeteksi dibeberapa tempat dan waktu.
Oleh karenanya, WHO sedang melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus ini.
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR