Intisari-Online.com - Meski sedang berfokus pada perang Rusia dan Ukraina, rupanyaAmerika Serikat (AS) tidak membuat China bisa bebas di Asia.
Hal ini membuatMenteri Pertahanan China Wei Fenghe mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) atas campur tangannya dengan Taiwan.
Hal ini disampaikanWei Fenghe dalamKTT di Singapura.
Wei Fenghe bahkan menuduh AS sebagai negara "pengganggu" dan "pembajak".
Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (13/6/2022), bulan lalu, Presiden AS Joe Biden bersumpah untuk turun tangan dan membantu Taiwan mempertahankan diri jika China berusaha merebut wilayah itu dengan paksa.
Joe Biden menyatakan: "Itulah komitmen yang kami buat."
Komentar Presiden AS itu disampaikan dalam jumpa pers di Tokyo bersama Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Undang-Undang Hubungan Taiwan tahun 1979 mengatur hubungan AS dengan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri.
Peraturan itu menguraikan komitmen yang dimiliki AS untuk membantu Taiwan menegakkan pertahanan militernya, tetapi tidak memerlukan intervensi militer dari AS.
Presiden Biden juga berhati-hati untuk mengambil sikap keras terhadap Rusia atas pesan yang dikirim China melalui navigasi konflik Ukraina.
Dia menyatakan bahwa dia dan PM Jepang terus mengakui kebijakan "Satu China" dari hanya satu pemerintah China.
“Dengan itu tidak berarti bahwa China memiliki yurisdiksi untuk masuk dan menggunakan kekuatan untuk mengambil alih Taiwan," ungkapPresiden Biden.
"Itu akan membuat seluruh wilayah lain bermasalah."
Dia memberi contoh apa yang terjadi Rusia dan Ukraina. Di manaRusia harus membayar “harga mahal” untuk perang di Ukraina.
Selama pidatonya di KTT, Menteri Pertahanan China mengatakan negaranya akan “berjuang sampai akhir” dalam upaya untuk mencegah kemerdekaan Taiwan.
"China tidak akan raguuntuk membasmi segala upaya perpecahan oleh Taiwan," ungkapFenghe.
Akhir pekan melihat ketegangan meningkat antara kepala militer AS dan China dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada hari Sabtu bahwa tindakan China mengancam untuk “merusak keamanan, stabilitas dan kemakmuran di Indo-Pasifik”.
Austin mengumumkan pada hari Jumat bahwa AS akan terus memasok Taiwan dengan sarana untuk mempertahankan diri termasuk penjualan senjata yang dianggap China sebagai pencemaran kedaulatannya.
AS juga telah berusaha untuk membangun aliansi di wilayah tersebut dengan Jepang, Australia, India, dan Indonesia.
Sikap AS itu membuat China mencemoohnya.
"Bagi kami, strateginya adalah upaya untuk membangun kelompok kecil eksklusif atas nama Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," tuturFenghe.
"Tujuannya untuk membajak negara-negara di kawasan kami dan menargetkan satu negara tertentu."
“Ini adalah strategi untuk menciptakan konflik," tutupnya.