Islam kemudian mulai masuk di Malaysia pada abad ke-14 melalui Trengganu.
Pada abad ke-15, muncul Kesultanan Melaka yang didirikan oleh Parameswara dari Indonesia.
Setelah sekitar satu abad berdiri, Kesultanan Melaka ditaklukkan oleh Portugis, tetapi keturunan sultannya mendirikan kerajaan di tempat lain.
Runtuhnya Kesultanan Melaka membuat Selat Malaka diperebutkan oleh tiga pihak, yaitu Portugis, Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh.
Konflik ini berakhir pada 1614 dengan kemenangan Kesultanan Johor yang dibantu oleh Belanda.
Pada 1786, Inggris pertama kali mendirikan koloninya di Semenanjung Malaya.
Kemudian pada 1824, Traktat London resmi membagi kepemilikan Malaya untuk Inggris dan Indonesia untuk Belanda.
Selama abad ke-19, negeri-negeri Melayu terus berupaya meminta bantuan Inggris untuk menyelesaikan konflik internal mereka.
Tak heran, pengaruh Inggris pun semakin kuat setelah ditandatangani Perjanjian Pangkor pada 20 Februari 1874, yang memberi kuasa kepada Inggris untuk mencampuri urusan negeri Perak.
Memasuki abad ke-20, orang-orang Inggris diangkat menjadi penasihat untuk negeri Pahang, Selangor, Perak, Negeri Sembilan, Perlis, Kedah, Kelantan, Terengganu, dan Johor.
Ketika Jepang menginvasi Malaya, semangat rakyat untuk memerjuangkan kemerdekaan pun tumbuh.
Setelah kekalahan Jepang, Inggris kembali berkuasa dan membentuk Uni Malaya pada 1946, yang membuat semua negeri-negeri Melayu, kecuali Singapura, menjadi satu koloni.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR