Pada tahun 527 M, Justin meninggal, dan digantikan oleh Justinian.
Salah satu contoh terbaik dari kemampuan Theodora sebagai penguasa dapat dilihat dari caranya menangani kerusuhan Nika.
Pada bulan Januari 532 M, pendukung Greens and Blues, faksi balap kereta populer di Konstantinopel, bersatu untuk memberontak melawan Justinian.
Kaisar disarankan oleh pejabatnya untuk melarikan diri dari ibukota.
Theodora, di sisi lain, menyarankan suaminya untuk tinggal dan menyelamatkan kerajaannya.
Theodora memberikan pendapatnya kepada kaisar dan para penasihatnya, meyakinkan mereka untuk tetap tinggal.
Kaisar memerintahkan pasukannya untuk menghentikan pemberontakan dengan paksa.
Dipimpin oleh Jenderal Belisarius, tentara Justinianus membawa para perusuh ke Hippodrome, dan membantai mereka semua.
Kerusuhan Nika menyebabkan banyak kehancuran di kota itu, yang memberi kesempatan kepada Justinian dan Theodora untuk membangunnya kembali.
Program pembangunan kembali kekaisaran menjadikan Konstantinopel sebagai salah satu kota terindah di dunia saat itu.
Pencapaian paling ikonik dari program pembangunan kembali ini adalah Hagia Sophia.
Selama kerusuhan Nika, gereja telah dihancurkan, dan Justinianus membangun yang baru (struktur ketiga dan yang sekarang) dibangun kembali sebagai gantinya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR