Intisari-Online.com - Pada Rabu (25/5/2022), Korea Utara meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua dan dua senjata jarak pendek ke arah perairan timur wilayahnya.
Hal ini terjadi beberapa jam usai Presiden AS Joe Biden mengakhiri perjalanan ke Asia.
Biden juga menekankan kembali komitmen AS untuk membela sekutunya dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara.
Terlepas dari hal itu, selama iniKorea Utara dipandang kerap melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Di Jepang, korban paling terkenal dari perbuatan Korea Utara ini adalah Megumi Yokota.
Dia baru berusia 13 tahun ketika Korea Utara menculiknya pada tahun 1977 dalam perjalanan pulang dari sekolah di kota Niigata, Jepang barat.
Dia dipekerjakan mengajar bahasa Jepang untuk mata-mata Korea Utara.
Megumi-san adalah nama keluarga di Jepang, dan orang tuanya dihormati atas dukungan mereka untuk harapan dikembalikannya Megumi dan orang Jepang lainnya yang diculik Korea Utara pada tahun 1970-an dan 80-an.
Jepang menempatkan 17 orang dalam daftar resmi warga yang diculik oleh Pyongyang, meskipun mereka menduga ratusan lainnya bernasib sama.
Jepang hanyalah salah satu negara yang warganya telah diculik oleh Korea Utara.
Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara yang bermarkas di Washington telah menerbitkan bukti bahwa Pyongyang telah menculik warga dari 14 negara.
Jumlah warga Korea Selatan yang diculik, termasuk nelayan, tentara, dan pelajar, mencapai ribuan.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR