Sama seperti banyak kaisar di Tiongkok kuno, kaisar Dinasti Ming memiliki banyak selir.
Karena ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, sebagian besar selir tidak memiliki kesempatan untuk bertemu kaisar sekali dalam hidup mereka.
Di bawah kondisi seperti itu, kaisar setuju dalam pernikahan selir dan kasim untuk menyelesaikan tuntutan fisiologis selir.
Pada saat yang sama, kasim telah dikebiri. Bahkan jika mereka menikah, mereka tidak bisa memiliki anak.
Untuk Mentalitas
Kasim biasanya tidak diterima oleh nilai umum masyarakat Ming karena pengaruh budaya Konfusianisme, yang selalu membuat mereka mengalami distorsi psikologis.
Namun, begitu kasim menikah, mereka dapat menerima cinta dari lawan jenis, yang mengurangi harga diri batin mereka dan memungkinkan mereka untuk mengalami kehangatan keluarga.
Dapat dikatakan bahwa kebutuhan psikologis sida-sida untuk menikah jauh melebihi kebutuhan fisik.
Meskipun kasim bukan pria sejati, mereka sama-sama ingin memiliki keluarga.
Bahkan, otokrasi feodal memaksa mereka mengambil cara yang khas untuk merasakan kehangatan keluarga.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR