Dijuluki Ratu Jelek, Jia Nanfeng yang Kejam Gunakan Segala Cara Licik untuk Berkuasa di Balik Suaminya yang Bodoh

Tatik Ariyani

Editor

Permaisuri Jia Nanfeng
Permaisuri Jia Nanfeng

Intisari-Online.com -Jia Nanfeng adalah seorang permaisuri dan istri pertama Kaisar Hui dari Dinasti Jin.

Kaisar Hui memiliki nama asli Sima Zhong dan nama kehormatan Zhengdu.

Jia Nanfeng adalah orang yang memprovokasi Pemberontakan Delapan Pangeran, sering disebut juga Perang Delapan Pangeran atau Pemberontakan Delapan Raja, yang menyebabkan kemunduran Dinasti Jin di Tiongkok utara dan tengah.

Antara tahun 291 hingga 300, Jia Nanfeng memerintah Jin di belakang layar dengan dominasi suaminya yang mengalami keterbelakangan mental.

Dijuluki ratu jelek engan tubuh yang pendek, kulit kasar dan gelap, Jia Nanfeng tidak cantik sama sekali.

Jia Nanfeng dan Sima Zhong menikah pada tahun 272, dan Jia Nanfeng diangkat menjadi putri mahkota.

Pada saat itu, Jia Nanfeng berusia 14 tahun, dan Sima Zhong berusia 12 tahun.

Jia Nanfeng dengan cepat menjadi terkenal karena sifatnya yang terlalu cemburu.

Jika ada selir Sima Zhong yang hamil, maka dengan tidak ragu-ragu Jia Nanfeng akan membunuhnya.

Namun Jia Nanfeng memiliki hubungan yang erat dengan Sima Zhong.

Sima Zhong begitu bodoh sehingga beberapa menteri mengusulkan agar menobatkan putra mahkota baru.

Kaisar Wu memutuskan untuk menguji kecerdasan Sima Zhong.

Jia Nanfeng yang merupakan solusi bagi ujian tersebut berhasil membuat Kaisar Wu terkesan.

Akhirnya diputuskan bahwa putra mahkota yang sudah dinobatkan tidak akan diganti.

Karena sifatnya yang terlalu kejam, Kaisar Wu pernah ingin menggulingkan Jia Nanfeng namun ditentang oleh Permaisuri Yang Zhi, sepupu Permaisuri Yang Yan dan merupakan permaisuri kedua Kaisar Wu.

Jia Nanfeng melahirkan empat putri, yaitu Putri Hedong, Putri Hongnong, Putri Shiping, serta satu putri yang meninggal muda dan diberi nama anumerta Putri Aixian.

Namun, Jia Nanfeng tidak memiliki seorang putra.

Putra satu-satunya Sima Zhong adalah Sima Yu yang dilahirkan oleh Selir Xie Jiu.

Selir Xie Jiu awalnya adalah selir Kaisar Wu tetapi diberikan kepada Putra Mahkota Sima Zhong sebelum pernikahannya dengan Jia Nanfeng.

Seiring berjalannya waktu dan Jia Nanfeng tetap tidak memiliki anak laki-laki, Jia Nanfeng menjadi cemburu pada Selir Xie Jiu dan Pangeran Sima Yu, tetapi tidak berani mengambil tindakan terhadap mereka karena saat itu Kaisar Wu sangat menyukai Pangeran Sima Yu.

Pada tahun 290, Kaisar Wu meninggal dan kemudian Sima Zhong naik takhta sebagai Kaisar Hui dari Dinasti Jin, sedangkan Jia Nanfeng sebagai permaisuri.

Ayah Janda Permaisuri Yang, Yang Jun, pada awalnya sebagai wali Kaisar Hui.

Mengetahui Permaisuri Jia Nanfeng berbahaya, maka Yang Jun membuat sistem dimana dekrit yang ditandatangani oleh Kaisar Hui harus juga ditandatangani bersama oleh Janda Permaisuri Yang.

Hal ini untuk mencegah Permaisuri Jia Nanfeng ikut campur dalam urusan negara.

Untuk sementara, pengaruh Jia Nanfeng terbatas pada hal-hal di istana, dan setelah putra tirinya Pangeran Sima Yu diangkat menjadi putra mahkota, Jia Nanfeng sering menahan Selir Xie Jiu untuk bertemu dengan pria.

Namun Permaisuri Jia Nanfeng tidak senang karena hanya memiliki kekuasaan terbatas di istana saja.

Oleh karena itu Jia Nanfeng bersekongkol dengan Kasim Dong Meng, Jenderal Meng Guan dan Li Zhao untuk melawan pengaruh keluarga Yang.

Jia Nanfeng mencoba memasukkan pamannya, Sima Liang ke dalam korupsi, Sima Liang menolak.

Jia Nanfeng juga membujuk saudara Kaisar Hui, Sima Wei, yang bergelar Pangeran Yin dari Chu, untuk bergabung dengan rencananya.

Pada tahun 291, setelah Sima Wei kembali dengan pasukannya ke Luoyang dari pos pertahanannya, sebuah kudeta berlangsung.

Permaisuri Jia Nanfeng, yang mengendalikan suaminya, menyuruh Kaisar Hui mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa Yang Jun telah melakukan kejahatan dan harus dicopot dari jabatannya.

Juga memerintahkan Sima Wei dan Sima Yao untuk menyerang pasukan Yang dan bertahan melawan serangan balik.

Janda Permaisuri Yang terjebak di dalam istana sendiri kemudian menulis perintah yang memerintahkan bantuan untuk Yang Jun dan meletakkannya di panah, menembaknya keluar dari istana.

Permaisuri Jia Nanfeng kemudian membuat pernyataan berani bahwa Janda Permaisuri Yang melakukan pengkhianatan.

Yang Jun dengan cepat waspada, dan klannya dibantai. Janda Permaisuri Yang digulingkan dan dipenjarakan.

Permaisuri Jia Nanfeng menjadi lebih bebas terlibat dalam pengelolaan danterus mencampuri urusan pemerintahan sehari-hari.

Pada titik tertentu, Permaisuri Jia Nanfeng juga menjelma menjadi kekuatan yang tidak terbantahkan di belakang takhta selama beberapa tahun.

Dari balik layar, dia mengendalikan Kaisar Hui. Dengan bantuan rekan-rekannya, Jia Nanfeng membuat hampir sebagian besar keputusan di pemerintahan.

Permaisuri Jia Nanfeng sekarang memegang kendali penuh dan memiliki hubungan dekat dengan beberapa pejabat tinggi yang dipercaya, yaitu pejabat yang cakap Zhang Hua, sepupunya Pei Wei dan Jia Mo, dan keponakannya Jia mi.

Jia Nanfeng tidak memiliki pengendalian diri yang baik, kejam dan berubah-ubah pendiriannya, tetapi Zhang Hua, Pei Wei, dan Jia Mo adalah orang-orang jujur ​​yang selalu berusaha menjaga kebersihan pemerintahan.

Jia Nanfeng juga memiliki kehidupan pribadi yang bejat.

Tidak hanya berselingkuh dengan pegawai pengobatan istana, Jia Nanfeng juga mendatangkan pria-pria muda tampan ke istana untuk memuaskan nafsunya.

Setelah itu, Jia Nanfeng akan memerintahkan pemuda-pemuda malang tersebut dibunuh.

Saat Jia Nanfeng menjadi tidak terkendali, Zhang Hua, Pei Wei, dan Jia Mo mempertimbangkan untuk memecatnya dan menggantinya dengan ibu Putra Mahkota Sima Yu, Selir Xie Jiu, tetapi mereka ragu-ragu dan tidak pernah mengambil tindakan nyata.

Setelah Jia Mo meninggal pada tahun 299, semakin sulit untuk mengendalikan tindakan Jia Nanfeng.

Hubungan antara Permaisuri Jia Nanfeng dengan Putra Mahkota Sima Yu selalu tidak akur.

Ibu Permaisuri Jia Nanfeng, Guo Huai, terus menerus menasehati Permaisuri Jia Nanfeng agar memperlakukan Putra Mahkota Sima Yu dengan baik, dan menganggapnya sebagai Anda sendiri.

Setelah kematian Guo Huai, hubungan antara Permaisuri Jia Nanfeng dan Putra Mahkota Sima Yu dengan cepat memburuk.

Pada suatu waktu, Permaisuri Jia Nanfeng pura-pura hamil dan membawa keponakannya yang bernama Han Weizu, putra dari Jia Wu dengan suaminya Han Shou, sebagai anaknya sendiri, tetapi untuk alasan yang tidak diketahui benar-benar terwujud.

Selanjutnya, Putra Mahkota Sima Yu dan Jia Mi tidak pernah disukai, dan Jia Mi, sebagai akibatnya, juga disarankan Permaisuri Jia Nanfeng untuk menggulingkan Putra Mahkota Sima Yu.

Pada satu waktu, Permaisuri Jia Nanfeng memaksa Sima Yu untuk minum anggur dalam jumlah besar.

Pada saat Putra Mahkota Sima Yu mabuk, Jia Nanfeng menyuruhnya menulis surat pernyataan yang menyatakan bahwa Putra Mahkota Sima Yu berniat untuk membunuh Kaisar Hui, Permaisuri Jia Nanfeng dan mengambil alih sebagai kaisar.

Permaisuri Jia Nanfeng menyerahkansurat itu kepada para pejabat dan pada awalnya ingin Putra Mahkota Sima Yu dieksekusi, tetapikemudian Jia Nanfeng hanya menggulingkan Putra Mahkota Sima Yu dan diturunkan statusnya menjadi orang biasa.

Ibu Putra Mahkota Sima Yu, Selir Xie Jiu, dieksekusi, begitu juga selir favoritnya, Selir Jiang Jun.

Pada tahun 300, di bawah nasihat Sima Lun, Permaisuri Jia Nanfeng memutuskan untuk melenyapkan Sima Yu agar tidak menjadi ancaman dikemudian hari. Jia Nanfeng mengirim pembunuh dan membuat Sima Yu tewas.

Rencana Sima Lun sebenarnya adalah ingin Permaisuri Jia Nanfeng membunuh Sima Yu agar dia bisa menggunakan pembunuhan itu sebagai alasan untuk menggulingkan Jia Nanfeng.

Sima Lun membawa pasukan ke istana, membunuh Jia Mi, Zhang Hua, Pei Wei, dan rekan-rekan Permaisuri Jia Nanfeng lainnya.

Permaisuri Jia Nanfeng digulingkan dan kemudian bunuh diri dengan meminum anggur dengan serbuk emas.

Baca Juga: Bikin Kaisar China Rela Bercanda di Pinggir Jurang Kematian Seluruh Rakyatnya, Inilah Bao Si, Permaisuri Tercantik yang Sikap Dinginnya Bikin Suami Hilang Akal

Baca Juga: Diartikan ‘Gadis Licik’, Inilah Kisah Permaisuri Huo Chengjun, Meski Latar Belakang Keluarganya Paling Kuat di Dinasti Han Barat, Tetapi Dia Akhiri Hidupnya Secara Tragis Akibat Diturunkan Kaisar

Artikel Terkait