Kebetulan putri saya yang nomor tiga memasuki ruangan. "Wah, kau pasti ingin jadi dokter kelak, seperti ayahmu," katanya seraya menghampiri dan mengusap-usap kepala anak itu juga. Kedua anak saya itu kini sudah menjadi dokter gigi.
Pada suatu pagi BK datang tanpa iringan jip.
"Kok sendirian, Pak," tanya saya.
"Mereka belum datang, padahal saya tidak mau datang terlambat."
BK memang selalu datang sesuai perjanjian. Hal itu tentu sangat memudahkan bagi saya, yang antijam karet. Jenderal Bambang Sugeng ketika menjadi dubes RI untuk Vatikan pernah bergurau, "Saya mendapat kabar, kalau berobat pada Anda, pasien tidak boleh datang terlambat. Kata orang, tak peduli menteri, kalau terlambat sampai lima menit pasti ditolak."
Saya jelaskan bahwa hal itu sebetulnya bukan karena saya sok, tetapi demi keuntungan pasien sendiri. Tidak enak 'kan kalau pasien menunggu berjam-jam. Lagi pula saya tidak bisa bekerja dengan tenang kalau ditunggui banyak orang. Karena itulah saya membuat janji dulu dengan pasien dan saya selalu menepati janji saya.
Kelima jip pengawal BK baru datang pada saat BK hampir pulang.
Diduduki kawan maupun lawannya
BK memerlukan dua-tiga kali kunjungan setiap kali merasa giginya mengganggu. Suatu kali BK berkata, "Saya ingin berbicara blak-blakan dengan Pak Dokter. Saya ingin tinggal agak lama sedikit di Jakarta. Di Jakarta saya lebih dekat dengan anak anak. Mungkinkah itu?"
Setahu saya, saat itu BK tinggal di Bogor, tetapi kalau sedang membutuhkan perawatan gigi, BK tinggal di Jln. Gatot Subroto (kini Museum ABRI Satria Mandala). Dari sana BK hanya boleh pergi-pulang ke rumah saya. Namun, putra-putrinya boleh menemaninya di Jln. Gatot Subroto.
Saya menjawab, "Tentu mungkin, Pak. Waktu pengobatan bisa diulur. Seandainya diulur tiga minggu, cukup, Pak?"
BK kelihatan gembira sekali. "Wah, terima kasih banyak!" jawabnya. Saya sampai terharu karena hal sekecil itu saja bisa membuat bahagia bekas presiden yang sedang kesepian itu.
Penulis | : | Nur Resti Agtadwimawanti |
Editor | : | Nur Resti Agtadwimawanti |
KOMENTAR