“Saya tidak ingat takut, saya hanya ingat kesenangan, sungguh, lalu plop! ke dalam perahu penyelamat. Kami berakhir di sebelah putri seorang bankir Amerika yang berhasil menyelamatkan anjingnya, dan tidak ada yang keberatan.”
“Ada perbedaan besar pada orang kaya di dalam kapal, dan saya kemudian menyadari bahwa jika kami tidak berada di kelas dua, kami akan mati. Orang-orang yang keluar hidup-hidup sering curang dan agresif, yang jujur tidak punya kesempatan.”
Michel dan Edmond pasti merasa lega ketika mereka akhirnya berhasil mencapai sekoci terakhir yang berhasil diluncurkan dari Titanic yang tenggelam.
Terlepas dari usia mereka yang masih muda, kedua bersaudara yang masih berusia empat dan dua tahun itu, menyadari teror dan histeria yang melanda mereka yang masih terperangkap di kapal yang hancur itu.
Mereka ditempatkan di sekoci oleh ayah mereka, tetapi itu adalah terakhir kalinya mereka melihat ayah mereka.
Setelah menempatkan mereka di sekoci, ayah mereka meninggal saat tenggelam. Mereka termasuk di antara 700 penumpang yang dijemput oleh Carpathia.
Anak laki-laki itu dikenal sebagai ‘Louis dan Lola’, hanya mereka anak-anak yang terselamatkan dari Titanic tanpa orangtua atau wali.
Dalam sebuah laman Retronaut, Michel kemudian mengaku mengingat ayahnya mengatakan kepadanya, “Anakku, ketika ibumu datang untukmu, seperti yang pasti akan dia lakukan, katakan padanya bahwa aku sangat mencintainya dan masih mencintainya.”
“Katakan padanya, aku berharap dia mengikuti kita, sehingga kita semua bisa hidup bahagia bersama dalam kedamaian dan kebebasan Dunia Baru.”
Anak-anak itu yang berkebangsaan Prancis, tidak bisa berbicara bahasa Inggris dan mereka tidak dapat mengidenfitikasi diri mereka pada penyelamat.
Hingga seorang penumpang berbahasa Prancis bernama Margaret Hays merawat kedua bersaudara itu sampai ibu mereka dilacak.
Sejumlah artikel surat kabar tentang anak laki-laki itu, termasuk publikasi foto-foto mereka, membuat ibu mereka, Marcella, dilacak.
Marcella kemudian berlayar ke New York City dan akhrinya bertemu kembali dengan anak laki-lakinya itu pada 16 Mei 1912, satu bulan dan satu hari setelah merek aberhasil keluar dari Titanic hidup-hidup.
Anda bisa membayangkan emosi yang pasti dirasakan ibu mereka ketika dia melihat anak-anaknya, terutama karena ayah mereka secara diam-diam menaiki Titanic bersama anak laki-laki itu hingga mereka bertiga dapat memulai hidup baru di Amerika, tanpa Marcella.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR