Intisari-Online.com -Rusia telah mengintensifkan serangan rudalnya terhadap Ukraina.
Hal ini dilakukan setelah Ukraina baru-baru ini menghancurkan Kapal Pesiar Rudal Rusia 'Moskva' di Laut Hitam.
Ukraina juga diduga melakukan serangan rudal di wilayah Rusia menggunakan helikopter Mi-8.
Melansir The EurAsian Times, Sabtu (16/4/2022), Kementerian Pertahanan Rusia telah memperingatkan akan mengintensifkan serangan udara di ibukota Ukraina Kyiv sebagai pembalasan atas serangan di tanah Rusia.
Pada 15 April, Moskow menuduh Ukraina mengirim helikopter untuk menyerang sebuah desa di daerah Bryansk Rusia, yang dekat dengan perbatasan Ukraina.
Dalam apa yang dapat dianggap sebagai serangan balasan, media lokal Rusia yang mengutip Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa sistem pertahanan udara S-400 menembak salah satu dari dua helikopter Mi-8 yang terlibat dalam serangan itu.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa helikopter itu ditembak jatuh sekitar 30 kilometer ke Ukraina di Wilayah Chernihiv.
“Di wilayah Chernihiv, kompleks S-400 Angkatan Bersenjata Rusia menembak jatuh sebuah helikopter Mi-8 Ukraina, yang menyerang sebuah pemukiman di wilayah Bryansk. Helikopter itu kembali ke pangkalan setelah serangan terhadap bangunan tempat tinggal di desa Klimovo,” bunyi pernyataan itu.
Badan-badan intelijen sebelumnya telah mengatakan bahwa Rusia akan melakukan serangan agresif di bagian timur Ukraina.
Namun, setelah serangan Ukraina terhadap kapal penjelajah Rusia, situasinya menjadi jauh lebih buruk dari yang diperkirakan.
Pasukan Rusia menyerang fasilitas rudal di luar Kyiv menggunakan rudal jarak jauh.
Rusia juga dilaporkan melakukan serangan terhadap pabrik kendaraan lapis baja dan fasilitas perbaikan militer.
Rusia tampaknya sedang berusaha merebut wilayah Donbas di Ukraina Timur.
S-400 yang digunakan untuk menembak jatuh helikopter musuh adalah sistem pertahanan udara 'bintang' dalam inventaris Rusia.
Militer sangat bergantung pada S-400 untuk mempertahankan wilayah udara Rusia, dan sistem tersebut telah digunakan dalam jumlah yang cukup besar sejak dikenalkan pada tahun 2007.
Sistem ini dipuji karena mobilitasnya yang luar biasa dan kesadaran situasional, yang mencakup jangkauan deteksi 600 kilometer untuk pesawat, jangkauan keterlibatan 400 kilometer, dan potensi untuk menyerang hingga 80 pesawat sekaligus.