Negara tersebut masih melakukan impor ke bahan-bahan pertanian seperti pupuk dan bahan bakar.
Masalah diperburuk dengan kenaikan harga komoditas global, yang menyebabkan harga ikut naik. Sehingga hal itu pun membebani biaya impor Sri Lanka.
Belum lagi nilai mata uang yang terus longsor, dan cadangan devisa negara itu pun merosot.
Sementara itu, Sri Lanka yang sangat bergantung ekonominya dari pariwisata mengalami kesulitan dalam sektor ini karena hantaman pandemi Covid-19.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR