Intisari-Online.com - Melansir Express.co.uk, Rabu (13/4/2022), sebuah video berasal dari akun yang belum dikonfirmasi, menunjukkan kendaraan militer berat Rusia menuju perbatasan Finlandia.
Video tersebut mengungkap konvoi Rusia memindahkan peralatan militer melintasi perbatasannya dengan Finlandia.
Pasukan Rusia tampaknya mengangkut peralatan militer berat, termasuk sistem rudal pertahanan pantai bastion K-300P.
Laporan yang belum bisa dikonfirmasi tersebut terjadi setelah Finlandia dan Swedia berniat untuk bergabung dengan aliansi NATO.
Mengingat invasi Rusia ke Ukraina, Finlandia dan Swedia mempertimbangkan apakah akan bergabung dengan aliansi militer, demikian klaim Swedia dan partai-partai yang berkuasa di Finlandia.
PM Swedia Magdalena Andersson mengatakan: "Ketika Rusia menginvasi Ukraina, keamanan Swedia berubah secara fundamental".
Sama halnya dengan Swedia, PM Finlandia Sanna Marin juga telah mengkonfirmasi:
“Saya pikir kita akan mengakhiri diskusi sebelum pertengahan musim panas”, mengacu pada kemungkinan keputusan Finlandia untuk bergabung dengan NATO.
Meskipun kedua negara secara resmi diakui sebagai militer nonblok, dukungan publik sehubungan dengan kemungkinan keanggotaan NATO telah meningkat secara signifikan selama beberapa minggu terakhir.
Jajak pendapat, menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari Swedia dan 60% dari publik Finlandia akan mendukung untuk bergabung dengan NATO.
Setelah kemungkinan keanggotaan dalam aliansi barat, sekretaris NATO Jens Stoltenberg telah memberikan jaminan kepada kedua negara dengan menyatakan bahwa NATO akan mendukung aplikasi Finlandia dan Swedia.
Kremlin tampaknya dengan tegas menentang kemungkinan langkah Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi tersebut.
Menanggapi kemungkinan keanggotaan NATO di Finlandia dan Swedia, Rusia telah memperingatkan bahwa aksesi ke aliansi barat akan mengganggu stabilitas di Eropa.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga secara terbuka mengklaim:
“Kami telah berulang kali mengatakan bahwa aliansi tetap menjadi korban yang diarahkan untuk konfrontasi”.
Kemungkinan niat Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO juga mengikuti bukti lebih lanjut dari Ukraina yang menunjukkan bahwa tindakan kejahatan perang lebih lanjut telah dilakukan oleh pasukan Rusia terhadap penduduk Ukraina.
(*)