Intisari-Online.com - Reuters memberitakan mayat-mayat bergelimpangan di Bucha.
Salah satu mayat tampak dengan tangan terikat dengan kain putih dan tertembak di mulut.
Mayat tersebut adalah salah satu dari puluhan warga sipil yang dilaporkan tewas setelah pendudukan pasukan Rusia berakhir di kota dekat Kyiv tersebut.
Wakil Wali Kota Bucha Taras Sapravskyi mengatakan, 50 dari warga yang tewas adalah korban pembunuhan ekstra-yudisial yang dilakukan oleh pasukan Rusia.
Dilansir Reuters, Minggu (3/4/2022), para pejabat Ukraina menuduh Moskwa melakukan kejahatan perang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa tudingan dari Ukraina tersebut hanyalah provokasi, tidak ada penduduk Bucha yang mengalami kekerasan di tangan pasukan Rusia.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga yang tewas.
Jurnalis Reuters melihat tiga mayat yang tergeletak pada Minggu.
Satu mayat dengan tangan terikat dan dua mayat tidak dengan tangan terikat.
Ketiga mayat tersebut terkena tembakan peluru, sesuai dengan apa yang digambarkan oleh Wali Kota Bucha Anatoliy Fedoruk yang menyebut para korban dieksekusi.
Pasukan Rusia ketika menduduki Bucha mengharuskan penduduk setempat memakai ban lengan untuk mengidentifikasi diri mereka, menurut seorang wanita yang masih mengenakannya.
Atas pemberitaan itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut situasi di sekitar kota Bucha di Ukraina sebagai "serangan palsu lainnya" yang coba digunakan Ukraina untuk melawan Rusia.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR