Tahun 1827, posisi Diponegoro terjepit karena Belanda menyerang dengan lebih dari 23.000 prajurit.
Pada 1829, Kyai Maja ditangkap. Menyusul kemudian Sentot Alibasya.
Pada tanggal 28 Maret 1830, pasukan Belanda yang dipimpin Jenderal De Kock berhasil mendesak Diponegoro di Magelang.
Selama Perang Jawa tersebut, ada salah satu kekalahan terbesarnya di Gowok pada 15 Oktober 1826.
Pangeran Diponegoro sendiri menganggap bahwa kekalahan itu disebabkan lantaran dirinya sebelum pertempuran dia tidur dengan perempuan Tionghoa.
Perempuan tersebut bukanlah istri resmi ataupun selirnya, tapi tawanan perang yang dijadikan tukang pijat.
Ketika di pengasingan, menurut Residen Manado, Diponegoro sangat suka membicarakan tentang perempuan-perempuan yang melihatnya sebagai seorang pemain cinta yang hebat.
Ketika di Manado, Diponegoro pernah ingin menikahi perempuan setempat, namun lamarannya ditolak.
Dia sendiri mengakui salah satu dari sifat-sifat yang mengganggu di masa mudanya adalah sering mudah tergoda perempuan.
Seumur hidupnya, Pangeran Diponegoro memiliki 7 istri dan beberapa selir.
Baca Juga: Inilah Jawaban Sebenarnya Mengapa Pemerintah Hindia Belanda Paksa Laksanakan Tanam Paksa
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR