Di urutan kedua ada Denmark, disusul Islandia, Swiss, dan Belanda.
Laporan ini didasarkan pada analisis negara selama tiga tahun oleh para peneliti.
Dengan demikian, para ahli melihat sejumlah item, termasuk produk domestik bruto per kapita, harapan hidup, jaring pengaman sosial, kebebasan memilih hidup, kedermawanan rakyat, dan kesadaran korupsi.
Afghanistan mendapat skor buruk di semua enam kategori, bahkan sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan tahun lalu.
Negara ini masih memiliki peringkat kebahagiaan yang rendah meskipun bantuan "besar" dari AS dan komunitas internasional mengalir ke negara itu selama 20 tahun terakhir.
Secara khusus, AS telah berinvestasi di negara Asia Tengah ini dengan total 145 miliar dollar AS sejak tahun 2002.
Baca Juga: Apakah Konsumen Indonesia Bahagia Belanja Online di E-Commerce?
Menurut DW, alasan Afghanistan menempati peringkat yang sangat buruk dalam indeks kebahagiaan adalah karena korupsi merajalela di pemerintah yang didukung AS di Kabul, dengan orang-orang jatuh ke dalam kemiskinan dan tanpa pekerjaan.
Berdasarkan laporan di atas, Vietnam menempati urutan ke-77 dalam kebahagiaan dari 146 negara dan tertinggal dari beberapa negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Filipina, Malaysia dan Thailand.
Sementara Indonesia, tak terlihat menonjol di daftar urutan negara paling bahagia, namun juga tidak terlihat di urutan negara paling menderita di dunia.
Source | : | NBC News |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR