Intisari-online.com - Mengukur kebahagian suatu negara jelas bukan merupakan pekerjaan yang mudah, karena tidak ada standar yang baku untuk mengukurnya.
Namun, ternyata mengukur kebahaagiaan hal ini bukan sesuatu yang mustahil.
Sebab, ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk melihat secara umum apakah penduduk atau masyarakat suatu negara merasa bahagia atau tidak.
Beberapa indikator yang dimaksud misalnya terkait kualitas layanan kesehatan, harapan hidup, dan kebebasan.
Menurut sebuah laporan oleh organisasi nirlaba Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afghanistan adalah negara yang paling tidak bahagia di dunia.
Menurut laporan Kebahagiaan Dunia dari Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDSN) yang dirilis pada 19 Maret.
Negara yang berada di peringkat terbawah dalam daftar kebahagiaan adalah Afghanistan, NBC News melaporkan.
Laporan ini menempatkan Afghanistan di urutan terbawah dari 146 negara yang disurvei dalam indeks kebahagiaan.
Baca Juga: 4 Rahasia Udara Kamar Tidur Bersih dan Bikin Mood Bahagia, Yuk Simak Selengkapnya!
Peringkat di bawah, di atas Afghanistan adalah Lebanon, Zimbabwe, Rwanda dan Botswana masing-masing.
Di arah yang berlawanan, yang menduduki puncak meja untuk kebahagiaan adalah Finlandia - negara itu menduduki puncak daftar ini selama empat tahun berturut-turut.
Di urutan kedua ada Denmark, disusul Islandia, Swiss, dan Belanda.
Laporan ini didasarkan pada analisis negara selama tiga tahun oleh para peneliti.
Dengan demikian, para ahli melihat sejumlah item, termasuk produk domestik bruto per kapita, harapan hidup, jaring pengaman sosial, kebebasan memilih hidup, kedermawanan rakyat, dan kesadaran korupsi.
Afghanistan mendapat skor buruk di semua enam kategori, bahkan sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan tahun lalu.
Negara ini masih memiliki peringkat kebahagiaan yang rendah meskipun bantuan "besar" dari AS dan komunitas internasional mengalir ke negara itu selama 20 tahun terakhir.
Secara khusus, AS telah berinvestasi di negara Asia Tengah ini dengan total 145 miliar dollar AS sejak tahun 2002.
Baca Juga: Apakah Konsumen Indonesia Bahagia Belanja Online di E-Commerce?
Menurut DW, alasan Afghanistan menempati peringkat yang sangat buruk dalam indeks kebahagiaan adalah karena korupsi merajalela di pemerintah yang didukung AS di Kabul, dengan orang-orang jatuh ke dalam kemiskinan dan tanpa pekerjaan.
Berdasarkan laporan di atas, Vietnam menempati urutan ke-77 dalam kebahagiaan dari 146 negara dan tertinggal dari beberapa negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Filipina, Malaysia dan Thailand.
Sementara Indonesia, tak terlihat menonjol di daftar urutan negara paling bahagia, namun juga tidak terlihat di urutan negara paling menderita di dunia.