Intisari-online.com - Covid-19 varian baru telah ditemukan dan kini banyak negara mulai was-was.
Sebelumnya mutasi jenis baru bernama varian Delta menyebar dan menyebabkan gelombang kedua Covid-19.
Untuk kedua kalinya dunia menutup kembali perbatasannya karena munculnya varian Delta.
Tak mau pengalaman seperti sebelumnya terulang kembali, banyak yang mulai waspada dengan munculnya varian Omicron.
Namun, hal ini berbeda dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang membuat penilaian berbeda.
Menurutnya, menilai varian baru Covid-19 ini tidak boleh tergesa-gesa, bahkan menyebut kemunculan virus ini bukan sebagai kabar buruk tetapi kabar baik.
Dalam sebuah pernyataan, Vladimir Putin menyebut varian baru ini bisa mendatangkan untung.
"Yang terbaik adalah tidak memegang lampu berjalan di depan mobil. Mereka mengatakan Omicron mungkin tidak terlalu berbahaya,"kata Putin di televisi pada 7 Desember.
"Beberapa ahli bahkan menyebutnya sebagai vaksin hidup," tambahnya.
Komentar Putin muncul beberapa hari setelah Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Hans Kluge.
Memperingatkan bahwa pembatasan perjalanan ke Afrika Selatan dan negara-negara tetangga "tidak akan banyak membantu" untuk berurusan dengan Omicron karena varian ini "ada di mana-mana".
Menurut Telegraph, vaksin hidup adalah vaksin yang menggunakan virus yang dilemahkan atau dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi terhadap virus.
Beberapa vaksin campak, gondok, rubella, dan demam kuning tersedia sebagai vaksin hidup.
Sebelumnya, studi pendahuluan dari Afrika Selatan, negara pertama di dunia yang memperingatkan tentang Omicron menunjukkan bahwa varian ini tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian Covid-19 lainnya.
Hasil penelitian terhadap 166 pasien Covid-19 di provinsi Gauteng yang menjadi episentrum epidemi di Afrika Selatan.
Menunjukkan bahwa pengidap Omicron lebih kecil kemungkinannya membutuhkan ventilator oksigen dibandingkan mereka yang terinfeksi varian Delta.
Namun, Eleanor Riley, profesor imunologi di University of Edinburgh (Skotlandia) mengatakan bahwa membiarkan Omicron menyebar tanpa terkendali adalah strategi yang salah ketika varian ini tampaknya resisten terhadap vaksin.
"Putin mungkin benar ketika dia mengatakan Omicron menyebabkan gejala ringan," kata Eleanor Rile.
"Tetapi dengan data yang tersedia, membiarkan varian ini menyebar lebih luas adalah risiko yang tidak dapat kita perkirakan konsekuensinya," tambahnya.
"Jika efektivitas vaksin menurun sebelum Omicron, segalanya akan menjadi semakin buruk," jelas Profesor Eleanor Rile.
Saat ini varian Omicron telah muncul di lebih dari 50 negara di dunia, termasuk Rusia .
Pada 7 Desember, WHO mengatakan bahwa Omicron tampaknya menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada varian Covid-19 yang muncul sebelumnya.
Namun, WHO menekankan bahwa ini hanya penilaian dari data awal.