Mati-matian Bela Taiwan dari China, Apakah Joe Biden Juga Akan Membantu Ukraina Melawan Vladimir Putin? Jawabannya Sungguh Tidak Disangka-sangka

Mentari DP

Editor

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin soal invasi Rusia ke Ukraina.
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin soal invasi Rusia ke Ukraina.

Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan pendapatnya terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Apakah PresidenAS Joe Biden akan mengirim pasukan terkaitinvasi Rusia ke Ukraina seperti mereka membela Taiwan dari invasi China?

Biden berbicara kepada wartawan ketika dia maumeninggalkan Gedung Putih untuk perjalanan ke Kansas City, Mo.

Baca Juga: Seantero Dunia Tahunya Cuma Konflik China-Taiwan, Nyatanya RusiaSudah Benar-benarSiap Menyerang Ukraina, Vladimir Putin Diklaim Punya Kelemahan NATO, Apa Itu?

Saat itu, dia telahmelakukan panggilan video bersama Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa kemarin.

Oleh karenanya, banyak yang bertanya apa hasil dari pertemuan itu. Apakah AS akan membantu Ukraina atau bagaimana?

Dilansir darinypost.com pada Kamis (9/12/2021), Biden mengatakan kepada Putin bahwa akan ada “konsekuensi parah” jika Moskow memerintahkan serangan.

“Saya sangat lugas. Tidak ada kata-kata kasar. Saya membuatnya sangat jelas,” kataBiden.

“Jika, pada kenyataannya, dia menginvasi Ukraina, akan ada konsekuensi yang parah."

"Konsekuensi ekonomi yang belum pernah dilihatnya atau pernah dilihatnya.”

Baca Juga: Sesaat Setelah Panggilan Video Joe BidendanVladimir Putin Berakhir, Jet Tempur F-35 Langsung Terbang ke Perbatasan Rusia, Apa yang Terjadi?

Soal AS tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina,Biden punya alasan.

Ini karena Ukraina bukanlah sekutu perjanjian AS.

Meskipun AS telah memberibekas negara pecahan Uni Soviet itubantuan militer dan pelatihan selama dekade terakhir untuk melawan Rusia.

Berbeda dengan Ukraina, AS dan Rusia justru sering terlibat dalam perjanjian.

Salah satunyapenandatangan Memorandum Budapest 1994, di mana kedua negara berjanji untuk menghormati perbatasan Ukraina, Belarus, dan Kazakhstan.

“Jika pada kenyataannya Rusia menyerang, kami mungkin juga akan diminta untuk memperkuat kehadiran kami di negara-negara NATO."

"Tapi itu hanya untuk membantu sekutu kami yang berada di sisi timur,” kataBiden.

“Selain itu, saya menjelaskan bahwa kami akan memberikan kemampuan defensif kepada Ukraina juga.”

“Kabar positifnya adalah sejauh ini, tim kami terus melakukan kontak."

Ya, setelah berbicara dengan Putin,Biden langsungmengadakan pertemuan di tingkat yang lebih tinggi denganempat sekutu utama NATO.

Tujuannya untuk membahas Rusia dan kekhawatiran NATO tentang Uni Eropa.

Soal apakah AS akan mengerahkan pasukannya ke Ukraina, Biden dengan tegas menjawab tidak.

Baca Juga: Dapat Bocoran Joe Biden Akan Gunakan Nuklir, Vladimir Putin Langsung Koar-koar Bakal Lakukan Ini Untuk Balas Dendam,DampaknyaLangsung Bikin Seisi Eropa'Runtuh'

Diatidak akan mengerahkan pasukan AS ke Ukraina untukmencegah kemungkinan invasi Rusia.

"Tidak ada opsi itudi atas meja," ucap Biden.

“Kami memiliki kewajiban moral dan kewajiban hukum kepada sekutu NATO kami jika mereka Rusia menyerang berdasarkan Pasal Lima."

"Namun kewajiban itu tidak mencakup negara yang bukan NATO — maksud saya ke Ukraina."

"Tapi itu akan tergantung pada apa yang ingin dilakukan oleh negara-negara NATO lainnya.

"Tetapi gagasan bahwa Amerika Serikat akan secara sepihak menggunakan kekuatan untuk menghadapi Rusia yang menginvasi Ukraina tidak adapilihan itu sekarang.

"Tapi apa yang akan terjadi hanyalah ada konsekuensi yang parah.”

Biden berbicara dengan Putin selama dua jam pada hari Selasa dan bermaksud untuk berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskypada hari Kamis ini.

Diketahui,Rusia telah mengumpulkan ribuan tentara di dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

Inilah yang membuat semua negara khawatir bahwa Rusia akan melakukan invasi kepada Ukraina.

Baca Juga: Vladimir Putin Sudah Emosi Setengah Mati, Selain Ukraina, Negara-negara di Uni Eropa Ini Disebut-sebut Terancam Jadi Target Invasi Rusia, 'Bisa Kami Hancurkan Hanya dalam 2 Hari'

Artikel Terkait