Menanggapi seruan Abe, Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, dengan cepat menolak untuk berdebat tentang opsi berbagi nuklir.
"Ini tidak dapat diterima mengingat sikap negara kita mempertahankan tiga prinsip non-nuklir," Kishida, yang mewakili konstituen di Hiroshima, mengatakan kepada anggota parlemen minggu ini.
Sementara juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin, berujar bahwa politisi Jepang sering secara terang-terangan membuat pernyataan palsu.
“Politisi Jepang telah sering menyebarkan kekeliruan terkait dengan Taiwan dan bahkan secara terang-terangan membuat pernyataan palsu yang melanggar tiga prinsip non-nuklir negara itu," katanya kepada wartawan di Beijing.
“Kami sangat meminta Jepang untuk secara mendalam merenungkan sejarahnya," imbuhnya.
Ia pun memperingatkan Tokyo untuk "berhati-hati dalam kata-kata dan perbuatan tentang masalah Taiwan untuk berhenti memprovokasi masalah”.
Di bawah Abe, seorang konservatif yang ambisi politik seumur hidup adalah untuk merevisi konstitusi "pasifis" Jepang, mengatakan setiap konflik yang melibatkan China dan Taiwan juga akan merupakan keadaan darurat bagi Jepang.
Abe meminta AS untuk mengakhiri "ambiguitas" pada pertahanan Taiwan, yang dianggap China sebagai provinsi pemberontak,
Dia mencatat bahwa Taiwan hanya 110 km dari Yonaguni, pulau berpenghuni paling barat Jepang.
“AS mengambil strategi ambiguitas, yang berarti mungkin atau mungkin tidak melakukan intervensi militer jika Taiwan diserang,” kata Abe.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR