Konferensi Berlin tahun 1884-85 menyetujui pendekatan yang tidak biasa ini, tetapi menuntut sejumlah syarat.
Leopold, melalui Force Publique-nya, akan terus mengabaikan syarat tersebut, dan mengawasi pemerintahan Kongo sebagai wilayah kekuasaan pribadinya dan sumber kekayaan pribadinya sendiri.
Kekejaman Leopold telah didokumentasikan dengan baik.
Selain memanen kekayaan besar-besaran dari eksploitasi sumber daya alam Kongo, Leopold juga mengeksploitasi orang-orang di daerah itu secara brutal melebihi yang dilakukan penjajah lainnya.
Amputasi dianggap sebagai kejadian sehari-hari, saat penjajah di daerah lainnya menerapkan hukuman cambuk.
Orang-orang Afrika – pria, wanita dan anak-anak – dipotong anggota tubuhnya oleh pengawas kolonial, hanya karena melakukan pelanggaran sekecil apa pun.
Pemerintahan Leopold atas Negara Bebas Kongo menjadi terkenal karena kebrutalannya.
Orang-orang Kongo dipaksa bekerja untuk mendapatkan sumber daya yang berharga, termasuk karet dan gading, untuk memperkaya Leopold secara pribadi.
Perkiraan bervariasi, tetapi sekitar setengah dari penduduk Kongo meninggal karena hukuman dan kekurangan gizi.
Banyak lagi yang menderita penyakit dan penyiksaan.
Di antara mereka yang tidak terbunuh, banyak yang dihukum dengan tangan dan/atau kaki diamputasi.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR