Intisari-Online.com – Pada bulan Oktober 2019, di penghujung hari yang panjang dan melelahkan, Andy Carter membuat penemuan yang mengejutkan.
Dia adalah seorang pensiunan ilmuwan, selama 65 tahun telah bergabung dengan 30 pemburu harta karun amatir lainnya.
Mereka menyisir ladang petani berlumpur di Norfolk, Inggris, dan sebagian besar hari itu sudah mulai berkemas setelah gagal menemukan sesuatu yang penting.
Lalu, sekitar pukul 15.30, detektor logam Carter berbunyi, dia pun menggali sekitar 25,4 cm ke dalam lumpur, dan menemukan koin emas kecil.
Kepada Guardian, Carter mengatakan, “Ketika saya membersihkan tanah, saya melihat kaki belakang seekor kucing besar.”
“Saya pikir, itu tidak mungkin macan tutul.”
Ternyata, kucing yang terukir di koin emas 23 karat itu memang seekor macan tutul.
Dikenal sebagai florin macan tutul, koin tersebut dicetak pada masa pemerintahan Raja Edward III dan koin tersebut dijual di pelelangan seharga £ 140.000 (sekitar $ 185.000 atau sekitar Rp2,65 milyar).
Menghitung premi pembeli 24 persen, total harga jual koin adalah £173.600 (sekitar $228.885 atau sekitar Rp3,26 milyar).
Menurut sebuah pernyataan dari rumah lelang Dix Noonan Webb (DNW), seorang kolektor pribadi dari Inggris membeli koin tersebut, dengan perkiraan prapenjualan £100.000 hingga £140.000.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR