Penulis
Intisari-Online.com – Seorang detektor logam amatir menemukan koin emas abad pertengahan yang langka di lahan pertanian di Devon, Inggris.
Pakar koin berspekulasi bahwa sen emas Henry III ini berusia 800 tahun, dan dapat dijual sekitar $546.000 (sekitar Rp7,84 Milyar) pada lelang online yang ditetapkan pada tanggal 23 Januari.
Koin emas tersebut dicetak sekitar tahun 1257, berukuran hampir 2,5 cm, menggambarkan raja Inggris yang memerintah dari tahun 1216 hingga 1272, yang duduk di atas takhta berornamen sambil memegang bola dan tongkat kerajaan.
Koin emas tersebut dianggap sebagai salah satu koin paling awal yang ditemukan di Inggris, karena hanya ada tujuh koin lain dari jenis ini yang diketahui, menurut Nadeem Badshah dari Times.
Koin emas Henry III lainnya berada di British Museum di London, Museum Fitzwilliam di Cambridge dan dalam koleksi pribadi.
Penemu koin tersebut, seorang ahli ekologi yang tidak ingin disebutkan namanya, tidak menyadari bahwa koin itu sangat berharga.
Dia mengunggah foto koin emas tersebut di Facebook, hingga seorang ahli melihatnya.
“Saya kebetulan melihatnya di Facebook dan saya menghubunginya untuk memberi tahu bahwa dia harus menilainya,” kata Gregory Edmund, seorang juru lelenag di Spink & Son, yang melakukan penjualan, kepada Times.
Edmund menambahkan, bahwa koin emas itu dikenali dari abad pertengahan yang menunjukkan pengaruh langsung pada kehidupan sehari-hari rute perdagangan internasional dari Timur Tengah dan Afrika Utara yang kaya emas.
Ahli ekologi itu mengatakan bahwa dia sedang bekerja di ladang pertanian di kota Hemyock, sekitar 241,4 km barat daya London, ketika detektor logamnya mulai berbunyi.
Dia pun segera menyadari pentingnya penemuannya itu.
“Pada akhirnya deteksi logam ini menyelamatkan koin yang luar biasa ini dari mata bajak. Bagaimana dia bertahan tiga perempat milenium yang relatif tanpa cedera, benar-benar ajaib,” katanya.
Menurut Times, sekitar tahun 1240, Henry III mengumumkan pembayaran kepada kerajaan dilakukan dengan emas daripada perak untuk mendanai perang asing.
Uang logam tersebut dicetak sekitar tahun 1257 oleh William dari Gloucester dengan emas dari Afrika Utara, tulis David Carpenter, seorang profesor sejarah abad pertengahan di King’s College London, dalam katalog Spink & Son.
Raja Henry III, juga dikenal sebagai Henry dari Winchester, menjadi raja Inggris pada usia sembilan tahun setelah kematian Raja John pada tahun 1216.
Seperti ayahnya, Henry menerbitkan kembali dan menandatangani Magna Carta, yang menjamin hak hukum dan properti tertentu, untuk memadamkan kerusuhan di antara para baron Inggris.
Para sejarawan mengakui piagam versinya sebagai salah satu dokumen dasar demokrasi Barat modern.
Perkiraan pra-penjualan untuk koin emas temuan tersebut diperkirakan $546.000 (atau sekitar Rp7,84 milyar) oleh Lelang Spink & Son.
Tahun sebelumnya, koin satu sen emas Henry III lainnya dijual seharga $720.000 di lelang di Dallas, Texas, kepada penawar yang tidak disebutkan namanya, menurut This Is Money.
Inggris sering kali memiliki barang antik yang ditemukan oleh warga sipil, yang kemudian menawarkan sebagian dari hasil penjualan ke museum Inggris yang tertarik.
Namun, berdasarkan Undang-Undang Harta Karun tahun 1996, penemu dapat menyimpan dan menjual artefak tersebut jika tidak diyakini sebagai bagian dari harta karun yang lebih besar, menurut CNN Style.
Penemu mengatakan bahwa dia berencana untuk menggunakan uang dari pelelangan itu untuk masa depan anak-anaknya.
Dia senang karena dialah yang menemukan koin berusia 800 tahun itu dan membantu melestarikannya.
“Seperti setiap penghobi yang terus bermimpi, keinginan saya hari itu menjadi kenyataan, dan kebetulan saya adalah orang yang sangat beruntung,” katanya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari