Penulis
Intisari-Online.com – Para peneliti menemukan perhiasan dan artefak lainnya dari dua kapal yang tenggelam di kota pelabuhan kuno Kaisarea.
Arkeolog kelautan sedang menyelidiki dua kapal karam di lepas pantai kota pelabuhan kuno Kaisarea di tempat yang sekarang disebut Israel.
Mereka menemukan sebuah cincin emas bertatahkan sosok ‘Gembala yang Baik’ yang digunakan oleh orang Kristen awal.
Cincin itu merupakan bagian dari harta karun yang ditemukan di kapal abad ketiga, termasuk koin Romawi, lonceng yang digunakan untuk mengusir roh jahat, tembikar, dan patung.
Pada abad ketiga, Kaisarea, terletak sekitar 56,33 km di utara Tel Aviv modern, yang merupakan pusat penting bagi Kekaisaran Romawi.
Tempat ini juga merupakan rumah bagi orang-orang dari berbagai etnis dan agama, jelas Helena Sokolov, seorang kurator dari Israel Antiquities Authority (IAA), mengatakan kepada AFP.
“Ini adalah periode ketika Kekristenan baru saja dimulai, tetapi pasti tumbuh dan berkembang, terutama di kota-kota campuran seperti Kaisarea,” kata Helena.
Cincin emas itu berbentuk segi delapan dengan batu permata hijau, sosok gembala muda dengan domba jantan atau doma di pundaknya diukir pada batu permata.
Ukuran cincin yang kecil menunjukkan bahwa itu mungkin milik seorang wanita.
Sokolov mengatakan bahwa gambar Yesus sebagai seorang gembala yang menggembalakan kawanannya adalah hal yang umum dalam Kekristenan awal, tetapi tidak biasa ditemukan pada sebuah cincin.
Menurut Rosella Tercatin dari Jerusalem Post, melansir Smithsonianmag, Kaisarea disebutkan beberapa kali dalam Perjanjian Baru, termasuk bagian di mana rasul Petrus membaptis perwira Romawi Cornelius di kota itu.
“Ini adalah contoh pertama seorang non-Yahudi diterima ke dalam komunitas Kristen,” kata arkeolog maritim IAA, Jacob Sharvit.
“Dari sini, agama Kristen mulai disebarluaskan ke seluruh dunia.”
Kemudian, patung elang perunggu yang melambangkan pemerintahan Romawi dan patung lain yang mengenakan topeng komik dan berbentuk seperti penari dari teater Romawi, juga ditemukan di antara harta karun tersebut.
Para arkeolog menemukan artefak itu saat melakukan survei bawah air terhadap dua kapal berbeda yang keduanya tenggelam di tempat yang sama dengan jarak waktu sekitar 1.000 tahun, yaitu kapal pada abad ketiga dan kapal abad ke-14.
"Kapal-kapal itu mungkin berlabuh di dekatnya dan hancur oleh badai," kata Sharvit dan arkeolog maritim IAA, Dror Planer.
“Mereka mungkin telah berlabuh di lepas pantai setelah mengalami kesulitan, atau takut akan cuaca badai karena pelaut tahu betul bahwa berlabuh di perairan dangkal dan terbuka di luar pelabuhan berbahaya dan rentan terhadap bencana.”
Bangkai kapal yang menyimpan tumpukan besar koin perak itu tertanggal antara tahun 1206 hingga 1290 M, dan direbut Kaisarea dari Tentara Salib pada tahun 1265.
Di antara penemuan dari bangkai kapal itu adalah batu permata merah yang diukir dengan gambar kecil kecapi.
Kecapi dikenal sebagai ‘Kecapi David’ dalam tradisi Yahudi yang dikaitkan dengan Apollo, dewa matahari, dalam mitologi Yunani.
Permata merah ini mungkin pernah dipasangkan pada sebuah cincin.
Para peneliti menemukan potongan-potongan kapal, termasuk paku perunggu, pipa timah dari pompa lambung kapal, dan bagian dari jangkar besi besar, yang kemungkinan rusak dalam badai.
Kedua bangkai kapal itu terletak sekitar 3,96 meter di bawah air.
Menurut Direktur IAA, Eli Eskozido, pantai Israel kaya akan situs dan temuan yang merupakan aset warisan budaya nasional dan internasional yang sangat penting.
Itulah sebabnya Otoritas Barang Antik Israel melakukan survei bawah air untuk menemukan, memantau, dan menyelamatkan barang antik, apa pun.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari