Intisari-Online.com - Ada sejumlah cerita populer tentang hantu gentayangan di istana Inggris, salah satunya menyebut nama Catherine Howard.
Catherine Howard adalah istri kelima Raja Henry VIII yang mati dieksekusi karena tuduhan perzinaan.
Di Hampton Court Palace, yang terkenal sebagai latar cerita tragis enam istri Henry VIII, banyak orang telah melaporkan penampakan hantu selama ratusan tahun.
Mengutip royalcentral.co.uk, Di antara cerita lainnya, cerita hantu tentang Catherine Howard, sedikit lebih terkenal.
Bahkan, ada seluruh koridor di istana yang disebut Galeri Berhantu karena seringnya penampakan hantunya.
Diceritakan, ketika Catherine ditangkap dengan alasan perzinahan dan pengkhianatan, dia berlari sambil berteriak di koridor yang sekarang dikenal sebagai Galeri Berhantu tersebut.
Ia berusaha menemukan Raja dan memohon pengampunannya. Tetapi, dia diseret oleh penjaga istana dan tidak pernah berhasil mencapai Henry atau melihatnya lagi.
Hantunya telah dilaporkan melakukan perjalanan tragis yang sama ke galeri berulang kali.
Pengunjung istana sering melaporkan merasakan sensasi aneh, dingin, atau pusing di dalam ruangan, disebut pernah ada dua wanita berbeda dalam tur terpisah pingsan di tempat yang persis sama di Galeri Berhantu pada hari yang sama pada tahun 1999.
Sepuluh tahun kemudian, Galeri didekorasi ulang dan menurut pemandu wisata hantu Sarah Slater, ada lebih sedikit orang yang pingsan dan pusing di ruangan setelah hiasan dinding baru dipasang.
Cerita tentang hantu Catherine Howard begitu populer, semakin ngeri karena diwarnai kisah hidupnya yang begitu tragis.
Melansir historyextra.com, Catherine Howard diperkirakan lahir antara tahun 1518 dan 1524, tetapi tanggal pastinya tidak diketahui.
Lahir dari keluarga bangsawan, Catherine Howard adalah putri dari adik laki-laki Duke of Norfolk ke-3 dan sepupu pertama Anne Boleyn, istri kedua Raja Henry VIII.
Sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal Catherine, tetapi sejarawan David Starkey menggambarkannya sebagai masa kanak-kanak yang kacau, dengan ibu yang dominan, memberi nafkah, dan ayah yang dililit hutang.
Ibu Catherine meninggal ketika dia masih kecil, membuatnya pada usia sekitar 10 atau 12 tahun dikirim untuk tinggal bersama nenek tirinya, Agnes, Janda Duchess of Norfolk, di pedesaan dekat Horsham di West Sussex.
Novelis sejarah Philippa Gregory menggambarkan rumah tangga Janda Duchess sebagai "penuh dengan lingkungan dan teman-teman mudanya", juga mengatakan bahwa "mereka menerima sedikit pengawasan".
Sementara Catherine dan teman-temannya diizinkan untuk menjamu pengagum pria di asrama bersama mereka yang besar.
Pertemuan Catherine dan Henry terjadi melalui Anne of Cleves. Catherine Howard yang muda dan dilaporkan cantik adalah pendamping ratu baru Henry, ratunya yang keempat, Anne of Cleves.
Setelah runtuhnya hubungan dengan Anne of Cleves hanya dalam 6 bulan, Henry bersikeras akan memilih pengantin berikutnya untuk dirinya sendiri.
Pada akhirnya Henry menikahi Catherine Howard. Mereka pada 28 Juli 1540, hanya tiga minggu setelah pernikahan singkat raja dengan Anne of Cleves dibatalkan.
Tetapi, pernikahan antara Henry dan Catherine kemudian juga berakhir dengan tragedi seperti istri-istri Henry VIII sebelumnya.
Itu terjadi ketika Henry menemukan masa lalu seksual Catherine -dan dia didakwa dengan pengkhianatan, kemudian dieksekusi di Menara London pada 13 Februari 1542.
Henry hampir berusia 50 tahun ketika dia menikahi Catherine remaja – setidaknya 30 tahun lebih tua darinya – dan kesehatannya menurun.
Namun, Wilkinson menjelaskan, Catherine “mengembalikan kemudaan dan vitalitas [Henry] yang dia pikir telah hilang.
Setelah bulan madu yang panjang, mereka menetap dalam kehidupan pernikahan dan Catherine menunjukkan setiap tanda untuk menjadi ratu yang baik.
Banyak yang berpendapat bahwa kesalahan terbesar Catherine Howard adalah melanjutkan perselingkuhannya dengan Thomas Culpeper, seorang pria dari kamar rahasia raja, setelah dia menikah dengan Henry VIII.
Diperkirakan bahwa pembantu Catherine, Jane Boleyn dan Lady Rochford, membantu Catherine untuk bertemu Culpeper secara rahasia saat raja pergi.
Berita perselingkuhan Catherine akhirnya sampai ke Thomas Cranmer –Uskup Agung Canterbury dan teman dekat Henry VIII.
Cranmer pun diberitahu tentang masa lalu Catherine dengan sejumlah pria. Bahwa guru musik Catherine, Henry Mannock, telah membual bahwa ia tahu "pribadi Catherine dibanding semua orang lain".
Selain itu, bahwa Francis Dereham begitu akrab dengan Catherine sebelum pernikahannya dengan raja, menghabiskan ratusan malam di atas tempat tidur.
Hubungan Catherine dengan Francis Dereham, yang dia sebut 'suami' dan berhubungan seks dengannya itualh yang akan membatalkan pernikahannya dengan raja.
Mengetahui hal tersebut, Cranmer merinci tuduhan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Henry.
Investigasi untuk menyelidiki masa lalu Catherine segera dilakukan. Dereham ditangkap dan disiksa, sementara Mannock dibebaskan.
Kemudian, baik Dereham maupun Culpeper diadili dan dijatuhi hukuman mati karena pengkhianatan.
Dereham digantung, ditarik dan dipotong empat, sementara Culpeper dipenggal. Kepala kedua pria itu dipajang di tombak di Jembatan London.
Catherine yang selalu menyangkal pra-kontrak pernikahan dengan Dereham akhirnya didakwa dengan pengkhianatan dan diasingkan ke Rumah Syon.
Catherine dipenggal di Menara London pada jam 9 pagi pada hari Senin 13 Februari 1542 bersama dengan Lady Jane Rochford. Terhitung ia hanya menikah dengan Raja Henry VIII selama 18 bulan.
Menurut legenda, Catherine mengungkapkan kata-kata terakhirnya sebelum dieksekusi, meski ini masih menjadi perdebatan.
Kata-kata terakhir itu konon berbunyi: "Saya mati sebagai ratu, tetapi saya lebih baik mati sebagai istri Thomas Culpeper."
(*)