Intisari-Online.com -Pada tahun 1930, Joseph Stalin mengirim 6.700 petani ke pengasingan.
Partai Komunis melabelipetani makmur ataukapitalis pedesaan sebagai “kulaks.”
Tak sampai di situ, mereka bahkandikutuk untuk bekerja sampai mati di sebuah pulau yang tidak dikenal.
Hampir 5.000 orang tewas di salah satu kamp kematian Joseph Stalin paling mengerikan yang dikenal sebagai Gulag.
Ketika kekacauan yang terjadi telah reda, pemerintah Soviet berhasil menutupi salah satu insiden kejahatan kemanusian paling meresahkan ini.
Melansir wearethemighty.com, tahanan politik rezim Joseph Stalindipaksa tinggal di pulau kecil tak berpenghuni dan harus 'babat alas' untuk mendirikan pemukiman.
Awal kejadian mengerikandimulai pada Mei 1930, ketika sebuah kapal mendaratdi pulau Nazinsky untuk mengantarkan sekitar 3.000 “pemukim.”
Pada saat itu Uni Soviet mulai menderita kelaparan.Deportasi dilakukan dengan cepat.
Setelah mereka diusir dari rumah mereka, para kulak harus diangkut ke pulau di Siberia Utara dan dipaksa bekerja.
Dokumentasi resmi menyatakan bahwa proyek rekayasa sosial diarahkan untuk membangun jaringan kamp kerja paksa, tetapi kulak sebenarnya bisa siapa saja.
Ratusan orang ditangkapbersama dengan tahanan politik yang tidak setuju dengan reformasi Stalin.
Pada saat yang sama, mereka yang tidak memiliki paspor internal dianggap bukan warga negara Soviet penuh dan tidak memiliki hak serikat pekerja.
Untuk alasan yang sama, mereka dideportasi ke pulau yang penuh dengan tahanan politik dan penjahat biasa.
Dengan sumber daya dan pengalaman yang terbatas untuk menangani para tahanan, pihak berwenang juga tidak peduli.
Pulau Nazinsky adalah rawa terpencil tanpa bangunan, makanan, atau rantai pasokan untuk memberi makan semua tawanan.
Untuk menjerumuskan situasi yang sudah menyedihkan lebih jauh, 1.200 tahanan tambahan dibawa ke pulau itu.
Awalnya mereka dirimi tepung untuk membuat roti, tapi tidak ada pertanggungjawaban atas persediaan itu.
Para pemukim juga tidaktidak diberi alat untuk mengolah sesuatu di tempat yang tidak ada makanan, tidak ada tempat berlindung, cuaca buruk, tanpa hukum.
Dalam beberapa minggu, keadaan menjadi sangat kacau hingga terjadi praktik memakan sesama manusia.
Para pemukim meminta makanan dan komunisme memberi mereka lebih banyak mayat hidup.
Seorang tahanan yang masih hidup menceritakan ulang sejarah itu dan mengatakan bahwa orang-orang makan daging manusia panggang.
Pada pertengahan Juni, tampak jelas bahwa proyek itu gagal dan Uni Soviet mengakhiri kekejaman ini.
Diperkirakan lebih dari 4.000 meninggal, hanya sekitar 2.200 tawanan yang dikirim ke kamp kerja lain.
(*)