Dalam laporan terbaru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, total biaya subsidi energi mencapai Rp131,5 triliun pada tahun 2021, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal, yang dibuat pada tahun 2020, sekitar Rp110,5 triliun.
Dengan demikian, konflik geopolitik saat ini berpotensi memicu peningkatan subsidi pemerintah dan semakin melemahkan ketahanan energi bangsa.
Namun, peningkatan subsidi pemerintah tidak ideal saat ini karena realokasi anggaran pemerintah dapat menggagalkan rencana pembangunan Indonesia yang lebih luas.
Akibatnya, menaikkan harga BBM mungkin menjadi pilihan paling realistis pemerintah, meski secara politik tidak pasti.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Supersemar dan Bagaimana Kekuasaan Soekarno Bisa Runtuh
Namun, jika kebijakan ini diambil, tentu hal ini akan memicu protes di kalangan masyarakat.
Menaikkan harga BBM akan merugikan daya beli masyarakat.
Selain itu, alternatif seperti kendaraan listrik (EV) dan jaringan gas rumah tangga untuk mengurangi konsumsi LPG sangat mahal atau tidak dapat diandalkan secara massal.
Semua ini memberikan tanda yang jelas bahwa Indonesia harus mempercepat transisinya ke energi terbarukan.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR