“Jika Rusia melangkah lebih jauh dengan invasi ini, kami siap untuk melangkah lebih jauh dengan sanksi,” kata Biden pada hari Selasa.
Meski begitu, beberapa anggota Kongres menyerukan hukuman yang lebih keras terhadap Rusia saat ini.
Senator Republik Tom Cotton menyerukan harus ada "sanksi hukuman" pada sektor minyak dan gas Rusia serta industri kritis lainnya, sedangkan Senator utama Partai Republik Lindsey Graham menyebut sanksi Biden "sangat tidak memadai."
"Saya akan terus mencoba bekerja dengan Administrasi Biden dan Senat Demokrat untuk membuat sanksi yang melumpuhkan atas invasi Putin," tulis sang senator di Twitter pada hari Rabu.
“Namun, di setiap kesempatan tampaknya Administrasi Biden tertangkap basah.”
Tetapi Alexandra Vacroux, direktur eksekutif Pusat Davis untuk Studi Rusia dan Eurasia di Universitas Harvard, mengatakan tindakan hari Selasa itu "tepat".
“Pemerintah perlu meninggalkan sesuatu di sakunya untuk menghukum Rusia lebih lanjut jika merebut Kyiv, misalnya, atau jika meluncurkan invasi dari tiga sisi di seluruh negeri,” kata Vacroux kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara telepon.
Pasukan Rusia sudah dikumpulkan oleh Rusia di perbatasan Ukraina selama berbulan-bulan, memicu kekhawatiran jika mereka mungkin sedang mempersiapkan invasi skala penuh ke tetangga mereka.
Moskow sudah membantah jika pihaknya berusaha untuk menyerang, bersikeras jika Moskow memiliki keluhan keamanan yang sah terkait dengan aliansi mendalam Kiev dengan barat.
Moskow juga menuntut jaminan jika Ukraina tidak akan diizinkan bergabung dengan NATO.
Pembicaraan rumit antara para pejabat Rusia, Eropa dan Amerika malah menggagalkan ketegangan.
Hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, yang dijadwalkan berlangsung di Jenewa akhir pekan ini.
KOMENTAR