Intisari-Online.com - Dunia masih terus dilanda kekhawatiran dengan kemungkinan perang Rusia-Ukraina.
Siapa sangka, meski perang belum terjadi, dunia sudah mengalami dampaknya.
Melansir express.co.uk (23/2/2022), kehadiran militer Rusia di Ukraina disalahkan atas lonjakan harga minyak.
Boris Johnson mengakui bahwa hal itu dapat menyebabkan masalah pada saat harga minyak dan gas telah melonjak.
Harga minyak mentah Brent, patokan global, meningkat hampir empat persen menjadi lebih dari $99 per barel, karena beberapa ekonom memperkirakan harga bisa mencapai $140 jika krisis terus meningkat.
Namun, kemudian pada Selasa sore harga turun kembali ke $96,56, karena Putin meyakinkan pasokan minyak dan gas Rusia akan terus berlanjut.
Kekhawatiran muncul ketika Jerman memerintahkan pipa Nord Stream 2 antara Rusia dan Jerman dihentikan sebagai bagian dari sanksi terhadap Putin.
Uni Eropa sendiri bergantung pada Rusia untuk sebagian besar pasokan minyak dan gasnya.
Meskipun Inggris tidak memiliki koneksi langsung ke Rusia, Inggris memiliki hubungan dengan Eropa dan harganya “berkorelasi erat”, menurut The Times.
Rusia telah memperingatkan bahwa Eropa akan menghadapi "dunia baru yang berani" sebagai pembalasan, karena harga gas bisa melonjak ke level rekor.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR