Kisah Putri Nana Asma’u, Penyair, Pembaharu Pendidikan Wanita Muslim Afrika, Perjuangkan Hak-hak Kaum Perempuan dalam Hukum Islam

K. Tatik Wardayati

Editor

Putri Nana Asma'u, pembaharu pendidikan wanita muslim Afrika.
Putri Nana Asma'u, pembaharu pendidikan wanita muslim Afrika.

Intisari-Online.comPutri Nana Asma’u (1793-1863) adalah seorang penyakir, guru, dan dianggap sebagai pelopor feminisme modern di Afrika.

Dia memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap pendidikan wanita, yang memungkinkan Nigeria saat ini, banyak organisasi wanita Islam, sekolah, dan balai pertemuan dinamai menurut namanya.

Putri Nana merupakan anggota klan Fodio yang memerintakh Kekhalifahan Sokoto di Nigeria modern.

Keluarganya adalah bagian dari sekte Islam fundamental, yang dikenal sebagai Qadiriyya, yang berfokus pada pengejaran pengetahuan sebagai jalan spiritual.

Nana memiliki pendidikan yang sangat baik sejak muda, dia mempelajari semua klasik Islam, menghafal seluruh Al-Qur’an, dan fasih dalam empat bahasa, yaitu Arab, bahasa Fula, Hausa, dan Tamacheq Tuareg.

Nana juga menulis puisi di tiga yang pertama, dan menjadi terkenal di masanya karena puisi-puisinya.

Dia adalah seorang penulis ulung dan cendekiawan yang dihormati dalam komunikasi dengan para cendekiawan di seluruh dunia Muslim Afrika sub-Sahara.

Puisinya membahas topik-topik seperti kebenaran ilahi, wali wanita, Sufi, Muhammad, dan pertempuran jihad.

Baca Juga: Kisah Agustina dari Aragon, ‘Joan of Arc’ Spanyol, Pahlawan Wanita yang Pimpin Artilerinya di Garis Depan Selama Perang Semenanjung, Kalahkan Napoleon Bonaparte

Baca Juga: Kisah Yu Gwan Sun, ‘Joan of Arc’ Korea, Diadili Atas Hasutan dan Pelanggaran Hukum, Disiksa dan Dipukuli Secara Brutal Saat Invasi Jepang, Tetap Teriakkan ‘Hidup Kemerdekaan Korea!’

Dia juga menulis eulogi yang berfungsi sebagai dokumen sejarah yang memberikan wawasan tentang suasana politik yang bergejolak saat itu.

Puisi-puisinya menempatkan penekanan kuat pada pemimpin perempuan dan hak-hak perempuan dalam cita-cita komunitas Sunnah dan hukum Islam.

Seperti wanita lain di keluarganya, Nana Asma’u mengajar anak laki-laki dan perempuan secara bersamaan, melansir Amazing Women in History.

Tetapi, selain mengajar siswa lokal, dia memberi dampak pada pendidikan wanita Muslim dengan melatih jaringan besar wanita sebagai pendidik.

Para wanita menghafal puisi Nana sebagai perangkat pengajaran untuk mendidik wanita Muslim.

Yan-taru, sebutan bagi kelompok wanita, atau ‘mereka yang berkumpul bersama untuk persaudaraan’, melakukan perjalanan ke seluruh Khilafah untuk mendidik wanita, yang akan meneruskan pendidikan mereka kepada orang lain.

Hingga saat ini, karya-karya Nana Asma’u masih menginspirasi wanita muslim di seluruh dunia.

Kehidupan dan karya-karyanya merupakan bukti hak perempuan untuk mengenyam pendidikan dan aktif dalam memperjuangkan isu-isu sosial.

Makamnya di Sokoto merupakan tempat ziarah bagi umat Islam.

Baca Juga: Kisah Lady Trieu, ‘Joan of Arc’ Vietnam, Kendarai Gajah Perang dengan Dua Pedang dan Baju Besi Emas Bersama Seribu Tentara Lawan Penindasan China, Akhir Hidupnya Amat Tragis!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait