Bak Tak Cukup Tawarkan Harta di Perut Bumi Indonesia, Jokowi Kembali Goda Elon Musk Lewat Kebijakan Baru Ini, Bakal Makin Kesengsem

Khaerunisa

Editor

Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi.

Intisari-Online.com - Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan Kolaborasi Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik antara BUMN dengan swasta.

Pihak yang terlibat terdiri dari Pertamina, Gesits, Gojek, TBS Energi Utama, Electrum, serta Gogoro, perusahaan teknologi asal Taiwan.

Akankah kebijakan baru Presiden Jokowi ini akan membuat para investor seperti Elon Musk kesengsem?

Sebelumnya pada Desember 2020, Presiden Jokowi sempat mengajak CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang industri kendaraan listrik yang berkesinambungan.

Elon Musk kemudian menanggapi undangan Jokowi dengan rencana pengiriman timnya ke Indonesia pada Januari 2021 untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.

Hal tersebut disampaikan Biro Komunikasi Kemenko Maritim dan Investasi pada Sabtu,(12/12/2020), seperti dikutip Kompas.com.

Tak heran jika Elon Mush tak ragu-ragu bahkan sangat menyambut baik tawaran investasi Presiden Jokowi, pasalnya ini merupakan tawaran yang menggiurkan bagi CEO Tesla tersebut.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan Elon Musk untuk keberlanjutan bisnisnya, tepatnya produksi mobil listrik.

Baca Juga: Lukai Hati Indonesia Kala Krisis Moneter 1997, Perusahaan Mobil Korea Selatan Ini Kucurkan Investasi Fantastis untuk Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia Semata-mata Kalahkan Jepang

Baca Juga: Menteri Susi dan Jonan 'Sentil' Sri Mulyani soal Insentif Mobil Listrik, Sejauh Mana Persiapannya?

Tak lain adalah keberadaan nikel di Indonesia yang menjadi salah satu syarat mutlak dari pembuatan baterai listrik.

Baterai listrik sendiri merupakan inti tenaga dari mobil-mobil listrik buatan perusahaan Elon Musk.

Sementara cadangan nikel Indonesia sangat melimpah. Tidak tanggung-tanggung, Indonesia kini memiliki status mentereng sebagai produsen dan eksportir nikel terbesar dunia.

Bahkan, data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 27 persen pasar nikel global dikuasai oleh Indonesia.

Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang 2019, menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi 800.000 ton nikel.

Elon Musk pun pernah menyebut nama Indonesia terkait cadangan nikel yang besar untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik, dan mendapat respons baik dari pemerintah.

Sementara soal Kolaborasi Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik antara BUMN dengan swasta yang baru diluncurkan, Jokowi mengatakan bahwa pemerintah sangat serius dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Itu termasuk dalam menyediakan ekosistem kendaraan listrik dari industri hulu hingga ke hilir.

Baca Juga: Mengapa Bangsa Indonesia Perlu Melakukan Proklamasi Kemerdekaannya? Ini Jawabannya

Baca Juga: Plin-plan, Kemarin Ngaku Dukung Rusia, Kini China Malah Mendadak Ngaku Dukung Ukraina, Benarkah China Cuma Mau Ambil Untung Ini dari Konflik Tersebut?

Hal itu untuk mencapai target pemerintah untuk Indonesia menurunkan emisi sebanyak 29 persen di 2030 dan mencapai target emisi nol atau net zero emission pada 2060.

Jokowi berharap, Indonesia benar-benar mampu menjadi produsen kendaraan listrik.

"Maka dengan didukung oleh ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir, diharapkan negara Indonesia betul-betul mampu merajai menjadi produsen dari kendaraan listrik," ujar Jokowi dalam acara Peresmian Kolaborasi Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik, Selasa (22/2/2022).

Ia pun menargetkan setidaknya ada 2 juta kendaraan listrik di Indonesia yang bisa digunakan masyarakat untuk kegiatan sehari-hari.

Bahkan, bukan sekedar menjadi produsen tetapi juga eksportir kendaraan listrik.

"Kita targetkan juga nanti di 2025 ada 2 juta kendaraan listrik bsia digunakan oleh masyarakat Indonesia, dan selanjutnya kita akan menuju ke pasar-pasar ekspor," imbuhnya.

Jokowi pun mengapresiasi upaya yang dilakukan para pelaku industri untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang baik di Indonesia.

Dia berharap, ke depan baterai kendaraan listrik bisa semakin berkembang dengan kapasitas daya yang lebih besar.

Baca Juga: Kini Masuk 'Daftar Hitam' AS, Benarkah Bukalapak Bangkrut? Data Akhir Tahun Lalu Berikut Ini Sih Mencemaskan

Baca Juga: Kini Masuk 'Daftar Hitam' AS, Benarkah Bukalapak Bangkrut? Data Akhir Tahun Lalu Berikut Ini Sih Mencemaskan

(*)

Artikel Terkait