Advertorial

Inilah Berbagai Prasasti Peninggalan Mataram Kuno, Salah Satunya Kisahkan Perang Perebutan Takhta

Khaerunisa

Editor

Sejarah Mataram Kuno diketahui lewat berbagai peninggalannya, salah satunya dibuat pada tahun 856 Masehi, mengisahkan perang saudara perebutan takhta.
Sejarah Mataram Kuno diketahui lewat berbagai peninggalannya, salah satunya dibuat pada tahun 856 Masehi, mengisahkan perang saudara perebutan takhta.

Intisari-Online.com - Mataram Kuno merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Tengah bagian selatan pada abad ke-8, kemudian pindah ke Jawa Timur pada abad ke-10.

Di Jawa Tengah, diperkirakan Kerajaan Mataram Kuno terletak di Bhumi Mataram. Ini merupakan sebutan lama untuk Yogyakarta.

Kemudian, pusat Kerajaan Mataran Kuno mengalami beberapa kali perpindahan hingga sampai ke Jawa Timur.

Periode kekuasaan Mataram Kuno di Jawa Timur juga sering disebut sebagai Kerajaan Mataram Hindu atau Kerajaan Medang.

Pendiri Kerajaan Mataram Kuno adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya yang berkuasa antara 732-760 masehi.

Berdiri pada tahun 732 masehi, kemudian kerajaan ini runtuh pada 1007 masehi.

Selama hampir tiga abad berkuasa, terdapat tiga dinasti yang memerintah. Di antaranya Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra (di Jawa Tengah), serta Dinasti Isyana (di Jawa Timur).

Keberadaan Sejarah Mataram Kuno diketahui lewat berbagai peninggalannya, salah satunya dibuat pada tahun 856 Masehi, mengisahkan perang saudara perebutan takhta.

Baca Juga: Didirikan untuk Menghindari Pertikaian Keturunan Prabu Airlangga, Begini Runtuhnya Kerajaan Kediri, Malah Dipicu Rajanya yang Terkenal Sangat Kejam

Baca Juga: Pancasila sebagai Norma Dasar Negara yang Fundamental, Artinya Ini

Dilansir dari Peninggalan Bersejarah di Indonesia (2019), berikut beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno:

1. Prasasti Canggal

Prasasti ini dibuat tahun 654 Saka atau 732 Masehi, dan merupakan peninggalan Dinasti Sanjaya.

Tulisan di atas Prasasti Canggal menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta.

Isinya yaitu menceritakan tentang Raja Sanjaya yang memerintahkan didirikannya sebuah lingga Siwa di atas Bukit Kuntjarakunja.

Disebutkan pula bahwa Jawadwipa (Pulau Jawa) yang kaya akan hasil bumi diperintah oleh Raja Sannaha dan anaknya Raja Sanjaya.

Di masa kekuasaan mereka, wilayah Kerajaan Mataram Kuno diperluas mencapai Bali.

2. Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan dibuat pada 700 Saka atau 778 Masehi. Prasasti ini menandai kekuasaan Dinasti Syailendra.

Baca Juga: Kalender Februari 2022, Jangan Lewatkan Hari Komando Pertahanan Udara Nasional Serta Hari Peringatan Nasional dan Internasional Lainnya

Ditulis dalam bahasa Sansekerta, namun menggunakan huruf pranagari. Isinya menceritakan Maharaja Tejapurnapana berhasil dibujuk untuk mendirikan bangunan suci.

Bangunan suci pertama, dibuat khusus untuk Dewi Tara, seorang dewi Hindu.

Sementara bangunan suci kedua adalah biara untuk para biksu.

3. Prasasti Kelurak

Prasasti ini dibuat tahun 782 Masehi.

Isinya menceritakan Kerajaan Mataram pada masa Dinasti Syailendra pernah dipimpin seorang raja bernama Indra.

4. Prasasti Ratu Boko

Prasasti Ratu Boko dibuat tahun 856 Masehi.

Prasasti ini ditemukan di kompleks Candi Prambanan, Jawa Tengah.

Baca Juga: Kalender Februari 2022, Jangan Lewatkan Hari Komando Pertahanan Udara Nasional Serta Hari Peringatan Nasional dan Internasional Lainnya

Isinya tentang Raja Balaputra Dewa yang kalah berperang melawan kakaknya Pramodawardhani.

Pramodawardhani sendiri merupakan putri Raja Samaratungga, yang menjadi putri mahkota dan dinikahkan dengan Rakai Pikatan.

Pernikahan mereka adalah momen bersatunya dua wangsa besar yang berbeda keyakinan, di mana tujuan Raja Samaratungga menikahkan mereka memang untuk menyatukan dua wangsa.

Tetapi, pernikahan itu tidak disukai oleh Balaputradewa, putra Samaratungga dari Dewi Tara.

Kalah dalam pertempuran, Raja Balaputra Dewa kemudian melarikan diri ke Sriwijaya.

5. Prasasti Nalanda

Prasasti Nalanda menceritakan asal-usul Balaputra Dewa.

Disebutkan bahwa ia adalah putra dari Samarattungga sekaligus cucu dari Raja Indra.

Baca Juga: Beda Cara Dengan Amerika yang Terus Berikan Peringatan Perang Sudah Makin Dekat, China Malah Mencak-Mencak Kutuk Negara-Negara Barat dengan Alasan Ini

Baca Juga: Weton Hari Ini 17 Februari 2022: Dikenal Pintar dan Rupawan, Ini Jodoh Untuk Weton Kamis Wage

6. Prasasti Mantyasih/Prasasti Balitung/Prasasti Kedu

Prasasti yang terbuat dari tembaga ini dibuat oleh Raja Diah Balitung.

Dibuat pada 829 Saka atau 907 Masehi, berisi nama-nama raja yang memerintah pada saat Dinasti Sanjaya berkuasa hingga Diah Balitung.

Mereka adalah:

  • Sang Ratu Sanjaya
  • Sri Maharaja Rakai Pamunggalan
  • Sri Maharaja Rakai Panangkaran
  • Sri Maharaja Rakai Garung
  • Sri Maharaja Rakai Pikatan
  • Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
  • Sri Maharaja Rakai Watuhmalang
  • Sri Maharaja Rakai Watukura
  • Diah Balitung Dharmodaya Maha Sabu
Dalam prasasti diceritakan pula Diah Balitung menghadiahi lima patihnya yang dianggap berjasa pada kerajaan.

Itulah sejumlah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Baca Juga: Bak Tak Sabar untuk Menyerbu Usai Luhut Bebaskan Karantina, Kasus 'Son oF Omicron' Melonjak di Negara-negara Tetangga, Mulai Dominan Gara-gara Sifatnya Ini

Baca Juga: Digambarkan Sebagai Roh Rubah Berekor Sembilan dalam Tubuh Wanita, Inilah Da Ji yang Kejam, Selir Kesayangan Kaisar Zhou, Tergila-gila Hingga Lupakan Urusan Negara, Bikin Pesta Tamunya Tanpa Busana

(*)

Artikel Terkait