Berbagai jejak contrail pesawat, khususnya dari pesawat tempur, belakangan banyak diviralkan sebagai bentuk dari chemtrail.
"Tidak terbukti. Jadi memang sangat lemah (keakuratan informasi soal chemtrail)."
"Baik dari penelitian, referensi, itu lemah sekali bahwa ada bahan kimia yang disebar begitu," ungkap Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Penerbangan BMKG, Ismanto Heri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/2/2022).
Ismanto menegaskan, jejak asap putih di langit yang sering terlihat adalah contrail atau jejak kondensasi pesawat terbang yang tercipta karena pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat.
"Kami melihatnya itu adalah fenomena awan yang muncul di belakang pesawat, bentuknya seperti garis. Dan itu biasa terjadi," jelas Ismanto.
Ismanto pun bisa memastikan, bahwa tak pernah ada chemtrail di Indonesia.
"Dari diskusi dan penelitian, memang belum ditemukan. Dari kami tidak menemukan itu (chemtrail untuk senjata). Tidak terbukti," tegasnya.
Ia mengatakan, akan terlihat perbedaan apabila memang zat kimia dilepaskan dari pesawat.
"Secara umum bahan-bahan kimia yang dilepaskan dengan sengaja memiliki jejak tidak setegas contrail, baik dari sebaran dan warna," ungkap Ismanto.
Website https://jalahoaks.jakarta.go.id/milik Pemprov DKI Jakarta juga pernah memberikan klarifikasi terkait teori konspirasi chemtrail.
Jala hoaks sendiri merupakan singkatan dari Jakarta Lawan Hoaks.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR