Ada beberapa hal yang bisa dilakukan Jakarta untuk mengantisipasi penurunan kinerja ekonomi pasca pemindahan ibu kota, katanya.
Pemerintah provinsi Jakarta dapat beralih ke ekonomi bernilai tambah tinggi dan berkolaborasi dengan provinsi tetangga, termasuk Jawa Barat dan Banten, sarannya.
Jakarta harus bertransformasi menjadi kota bisnis karena distribusi bisnis di Jakarta didominasi oleh bisnis perdagangan dan ritel skala besar (46,7 persen), akomodasi dan makanan & minuman (16,72 persen), serta industri proses (16,53 persen), kata Kadin.
Dukungan untuk sektor UMKM juga diperlukan karena menyumbang sekitar 93,46 persen bisnis di Jakarta, tambahnya.
Dengan dukungan infrastruktur di Jakarta, kota ini dapat fokus menjadi pusat keuangan dan perbankan menjadi pusat kegiatan logistik dan ekspor-impor, katanya.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk mengantisipasi dampak jangka pendek dan jangka panjang dari pemindahan ibu kota.
Dampaknya terhadap belanja rumah tangga, tenaga kerja, investasi, ekspor, dan pertumbuhan ekonomi harus diantisipasi, katanya.
Sektor-sektor yang terkena dampak langsung juga perlu diidentifikasi, skenario mitigasi disiapkan, serta kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan perguruan tinggi tercapai, tambahnya.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR