Titi menambahkan, "Mungkin 853 (Saka), tapi harus dapat foto yang jelas baru bisa yakin."
Ia juga membenarkan bahwa tulisan di salah satu sisi prasasti tersebut berisi kutukan.
"Bagian ini (salah satu sisi sampingnya) yang isinya tentang kutukan. Intinya kutukan itu ditujukan kepada orang-orang yang berani merusak prasasti," katanya.
Kutukan semacam itu "biasa ditemukan di prasasti-prasasti lainnya dengan kalimat yang hampir sama."
Narasi kutukan semacam ini juga banyak dijumpai pada prasasti-prasasti dari masa sebelum Mpu Sindok.
Titi memberi contoh, "Misalnya prasasti Rukam dari masa Balitung."
Meski demikian, Titi menjelaskan, isi utama dari prasasti tersebut, yang tertulis di sisi depannya, tampaknya bukanlah kutukan.
"Isi prasasti bukan kutukan, biasanya mengenai tanah yang dijadikan tanah perdikan untuk bangunan suci atau keperluan lainnya. Kutukan hanya bagian dari prasasti."
Hal itu dilakukan supaya tidak ada orang yang berani merusak prasasti tersebut.
Sementara itu, Ichwan mengatakan pihak BPCB belum bisa mengkonfirmasi isi prasasti itu apakah berisi kutukan atau ada hal lainnya juga.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR