Ini terbukti dalam fakta bahwa sekolah pembuatan pedangnya diturunkan kepada murid-muridnya dan berlanjut selama dua abad berikutnya.
Pada masa pemerintahan Togugawa Ieyasu, shogun pertama pada periode Edo, pedang Muramasa tidak lagi disukai.
Ayah shogun, Matsudaira Hirotada, dan kakeknya, Matsudaira Kiyoyasu, keduanya dibunuh oleh pengikut mereka yang memegang pedang Muramasa.
Shogun sendiri juga dipotong oleh (seharusnya) pisau Muramasa saat memeriksa yari (jenis tombak Jepang) dari salah satu jenderalnya.
Kebetulan ini memunculkan legenda bahwa pedang Muramasa memiliki kekuatan untuk membunuh anggota keluarga Tokugawa.
Akibatnya, shogun memutuskan untuk melarang kepemilikan pedang Muramasa. Banyak bilah dilebur, meskipun beberapa disembunyikan.
Larangan itu ditanggapi serius oleh shogun, dan mereka yang tertangkap menyimpan pedang Muramasa akan dihukum berat.
Kasus yang paling menonjol adalah kasus Takanak Ume, Hakim Nagasaki.
Pada tahun 1634, hakim ditemukan telah menimbun 24 bilah Muramasa, dan dengan demikian diperintahkan untuk melakukan seppuku (ritual bunuh diri dengan mengeluarkan isi perut).
Terlepas dari hukuman yang begitu keras, ada orang-orang yang terus menyimpan pedang Muramasa, dan bahkan tanda pada pedang ini diubah untuk menghindari deteksi dari pihak berwenang.
Selain itu, banyak pemalsuan telah dilakukan sepanjang tahun, sehingga cukup sulit saat ini untuk mengidentifikasi bilah Muramasa yang asli.
Sebagai simbol keterampilan membuat pedang yang unggul dari Jepang, bilah Muramasa juga telah dimasukkan ke dalam budaya populer saat ini.
Referensi ikon ini dapat ditemukan di berbagai media mulai dari video game hingga anime Jepang bahkan di Marvel Universe.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR