Pasukannya yang berduka membawa pulang jenazahnya, membunuh siapa pun yang mereka temui untuk menyembunyikan rute.
Kemudian, begitu tubuh Khan akhirnya dikuburkan, 1.000 kuda digiring melewati kuburannya untuk menghancurkan jejak yang tersisa.
Dan kemudian semua penunggang kuda itu terbunuh ketika mereka kembali.
Rencana ini berhasil, rupanya. Selama lebih dari 800 tahun sejak kematian Jenghis Khan, tidak satu pun dari ribuan peneliti yang mencari makamnya yang hilang telah menemukan begitu banyak tapal kuda.
Dalam makalah baru yang diterbitkan dalam International Journal of Infectious Diseases, para ilmuwan penelitian mengatakan bangsa Mongol telah berperang melawan kekaisaran Xia Barat selama lebih dari dua dekade ketika Jenghis jatuh sakit.
Untuk menjaga keamanan politik, keluarga Jenghis Khan dan pengikut terdekatnya, merahasiakan keadaan menjelang kematiannya sebagai rahasia yang paling dijaga ketat.
Kemudian, dalam beberapa kasus untuk mengabadikannya, dan dalam kasus lain, baik teman maupun musuh bangsa Mongol menceritakan sejumlah legenda tentang kematiannya.
Para penulis menyebutkan satu cerita yang mengklaim Jenghis Khan telah menyerah psaat kehilangan darah setelah ditikam atau dikebiri oleh seorang putri orang Tangut, menurut sebuah suku Tibeto-Burman di barat laut Cina.
Kisah lain mengatakan dia meninggal karena luka yang diderita setelah jatuh dari kudanya saat berperang melawan Cina setahun sebelum kematiannya.
Selanjutnya, cerita rakyat lain mengatakan dia meninggal karena luka panah yang terinfeksi selama kampanye terakhirnya melawan Xia Barat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR