Merkuri bukan hanya senyawa yang dikonsumsi para kaisar untuk memperpanjang nyawanya.
Obat-obatan China juga mempromosikan lingzhi, atau "jamur keabadian."
Dengan secara teratur memakan jamur tersebut, banyak teks China mempromosikan seseorang bisa hidup secara abadi.
Persik keabadian juga memberikan kehidupan abadi kepada mereka yang memakannya.
Tapi tidak seperti jamur, yang tumbuh di Asia Timur, mitologi Cina mengklaim buah persik hanya tumbuh di satu kebun milik dewi Cina.
Buah persik membutuhkan waktu ribuan tahun untuk matang, dan pada saat itu para dewa abadi berpesta dengan mereka. Jika manusia menemukan buah persik, mereka juga bisa mendapatkan keabadian.
Alih-alih membuat resep keabadian, kelompok lain melihat jalan pintas mendapatkan hidup abadi dengan Kelinci Bulan.
Cerita rakyat Tiongkok mengklaim bahwa Chang'e , seorang dewi bulan, mengambil ramuan keabadian dari suaminya.
Ketika dia meminumnya, Chang'e melayang ke bulan, di mana dia bertemu dengan Kelinci Bulan, pembuat ramuan keabadian.
Kaisar menghormati Kelinci Bulan.
Pada abad ke-18, seorang kaisar mengenakan jubah bersulam yang menunjukkan Kelinci Bulan sedang mencampur ramuan keabadian.
Pada abad ke-8, penyair Li Bai menulis, "Kelinci di bulan menumbuk obat dengan sia-sia."
Saat mencoba menangkap pantulan bulan di Sungai Yangtze, Li Bai jatuh dari perahunya dan tenggelam.
Baca Juga: Demi Bisa Dihidupkan Kembali di Masa Depan, Beberapa Orang Autralia Membekukan Otaknya
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR