Intisari-Online.com-Ketegangan antaraRusiadan Ukrainaberawal dari rencana Ukraina bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.
Dikutip dari situsReuters,Rusiadikabarkan menentang rencana Ukraina tersebut.
Sebab, Rusia merasa terancam jika Ukraina bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.
Akibatnya,Rusiamemutuskan mengirim sekitar 100.000 tentara ke perbatasan Ukraina. Berbagai laporan menyebutkan Rusia sedang bersiap melakukan invasi ke Ukraina.
Meski demikian, Rusia secara terbuka sudah membantah rumor yang menyebut mereka sedang berencana menyerang Ukraina.
Sementara itu, ditengah ketegangan dengan Barat,Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin akanbertemu di ibu kota China sebelum kedua negara mengeluarkan pernyataan yang mencerminkan "pandangan bersama” mereka tentang keamanan dan masalah lainnya, kata seorang penasihat penting Kremlin pada konferensi pers, Rabu (2/2/2022).
Kedua pemimpin itu kemudian akan menghadiri upacara Olimpiade pada Jumat (4/2/2022) malam waktu setempat.
Ketegangan dengan Barat dihadapi China lantaranboikot diplomatik dan ketakutan akan Covid-19.
Melansir Kompas.com, ketegangan yang meningkat dengan Barat telah memperkuat hubungan antara dua negara terbesar di dunia dan yang paling padat penduduknya.
Putin adalah pemimpin asing pertama yang mengonfirmasi kehadirannya pada upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2022.
Putin memuji hubungan "model” Rusia dengan Beijing dalam panggilan telepon pada Desember lalu dengan Xi, dengan menyebut rekannya dari China itu sebagai "teman baik”.
Sementara itu, China telah meminta Amerika Serikat untuk menghormati "keprihatinan keamanan yang masuk akal” Rusia atas Ukraina.
Puluhan pemimpin dunia hadiri Olimpiade Beijing 2022 Hubungan kedua negara semakin menguat jelang Olimpiade, dengan Moskwa mengecam boikot diplomatik oleh sekelompok negara Barat dan upaya untuk mempolitisasi olahraga.
Boikot oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris adalah upaya pemerintah Barat yang menilai telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang meluas di China.
Adapun pemimpin lain yang akan menikmati keramahan Xi pada gelaran Olimpiade ialah Abdel fattah al-Sisi dari Mesir, Mohammed bin Salman dari Arab Saudi, Kassym-Jomart Tohayev dari Kazakhstan, dan Andrzej Duda dari Polandia.
Sekitar 21 pemimpin dunia diperkirakan akan menghadiri Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.
Mayoritas dari para pemimpin itu memerintah atas rezim non-demokratis, demikian menurut Indeks Demokrasi Economist Intelligence Unit, dengan 12 dicap sebagai "otoriter” atau "rezim hibrida”.
Terkait ketegangan Rusia, mereka sampai saat ini belum menarik tentaranya sementara Ukraina dikabarkan juga sudah bersiap jika terjadi perang.
(*)