Dianggap Kaya akan Warisan Hindu, Pemilihan Kalimantan Sebagai Ibu Kota Baru Indonesia Dipertanyakan Media India, Arti Kata Ini jadi Sorotan

Tatik Ariyani

Editor

Desain istana di ibu kota negara yang baru di Kaltim.
Desain istana di ibu kota negara yang baru di Kaltim.

Intisari-Online.com -Kalimantan Timur telah dipilih menjadi ibu kota baru Indonesia menggantikan Jakarta dan akan diberi nama Nusantara.

Hal itu diungkap oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Rapat Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) dengan pemerintah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/1/2022).

"Ini saya baru mendapatkan konfirmasi dan perintah lagsung dari Bapak Presiden yaitu pada hari Jumat. Jadi sekarang hari Senin, hari Jumat lalu, dan beliau mengatakan ibu kota negara ini Nusantara," kata Suharso, dikutip dari Kompas.com, Senin (17/1/2022).

Menurut laman kbbi.kemdikbud.go.id, Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia.

Sementara itu, Suharso mengatakan, Nusantara dipilih sebagai nama ibu kota negara baru di Kalimantan Timur karena kata tersebut sudah dikenal sejak lama dan ikonik di dunia internasional.

"Alasannya adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu, dan ikonik di internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua Republik Indonesia," kata dia.

Sementara Nusantara secara harfiah dapat diterjemahkan menjadi 'kepulauan' dalam bahasa Jawa kuno, kata nsuantarajuga memiliki akar dalam sejarah Indonesia dengan agama Hindu.

Menurut data sensus tahun 2010, sekitar 87 persen orang Indonesia mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim, diikuti oleh 9,87 persen yang beragama Kristen.

Baca Juga: Daftar Sumber Sejarah Kerajaan Singasari, Apa Sajakah Sumbernya?

Baca Juga: Tak Sekedar Menjadi Simbol Sejarah Kejayaan Nusantara di Masa Lalu, Ternyata Ini Peran Besar Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit bagi Indonesia

Sementara Hindumenempati urutan ketiga,terhitung hanya 1,7 persen dari hampir 250 juta penduduk Indonesia.

Namun, Indonesia, dan khususnya Bali, memiliki sejarah panjang dengan agama Hindu.

Melansir media IndiaTimesnownews.com(26 Januari 2022), sebelum agama Hindu dan Budha mencapai Indonesia, kepercayaan penduduk asli didasarkan pada kepercayaan animisme.

Tetapi setelah adanya jaringan perdagangan dari China ke India selama abad ke-1, agama Hindu mencapai nusantara bagian barat.

Agama dianut oleh penguasa pribumi yang memandangnya sebagai sarana yang kuat untuk mengkonsolidasikan status mereka sebagai otoritas yang sah.

Keyakinan animisme yang sudah ada sebelumnya dicampur dengan Hinduisme untuk membentuk agama hibrida yang menyimpang cukup signifikan dari jenis Hinduisme yang dipraktikkan di India.

Agama Hindu berkembang pesat di Kalimantan, Sumatera dan Jawa antara abad ke-5 dan ke-13 sampai kerajaan besar terakhir, Majapahit (1293 – 1527).

Legenda mengatakan bahwa Gajah Mada, mahapatih Majapahit selama abad ke-14 bersumpah untuk tidak makan makanan yang mengandung rempah-rempah sampai ia menaklukkan seluruh Nusantara.

Baca Juga: Misteri Joyeuse, Pedang Legendaris dan Harta Karun Pribadi Kaisar Charlemagne, ‘Berisikan’ Peninggalan Orang Suci yang Berikan Kekuatan Magis, Digunakan dalam Penobatan Raja Selama Berabad-abad

Baca Juga: Peninggalan Era Ratu Mesir Kuno Nefertiti Ini Menyisakan Jimat dan Ikan Impor dari Lembah Sungai Nil, Benda-benda Ini Buktikan Kehebatan Orang Zaman Perunggu

Mengingat jangkauan kerajaan Majapahit, ia kemungkinan bermaksud memasukkan Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand selatan, dan Timor Leste saat ini.

Gajah Mada pada akhirnya akan berhasil menyatukan Nusantara, mengukuhkan statusnya yang dihormati dalam sejarah Indonesia.

Kerajaan Majapahit, yang merupakan kerajaan Hindu terakhir, tetap berkuasa hingga awal abad ke-16 ketika akhirnya jatuh di tangan para penakluk Islam.

Baca Juga: Turun-temurun Sudah Digunakan Inilah Ramuan Tradisional untuk Obati Sawan pada Bayi Menurut Primbon Jawa

Baca Juga: Tak Henti-hentinya Bikin Panik Eropa, Rusia Mengutuk AS yang Kirim Ribuan Tentaranya ke Eropa, Sebut Itu Langkah yang 'Merusak'

Artikel Terkait