Rusia masih menolak mengenai Republik Rakyat Donetsk yang memerdekakan diri dan Republik Rakyat Lugansk, dan menilai dari pernyataan terbaru Lavrov, Moskow mustahil membuat gerakan ke arah itu dalam waktu dekat.
Di sisi lain, Duma Rusia diperkirakan mendiskusikan masalah ini Februari besok, tapi keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden Vladimir Putin, bukan di tangan pembuat hukum.
Putin, untuk bagiannya, tidak diharapkan mendorong pengakuan resmi untuk republik Donbass kecuali Ukraina berupaya mengembalikan kedaulatan mereka atas wilayah itu dengan kekuatan militer.
Fakta jika Andrei Turchak, sekretaris dewan umum partai United Russia, mengatakan jika Moskow seharusnya mengikuti langkah NATO dan mulai mempersenjatai pemisahan entitas-entitas ini menunjukkan jika setidaknya beberapa di dalam Kremlin tidak berniat meninggalkan proksi Rusia di Donbass.
Masalahnya bagi Rusia adalah mereka tidak bisa lagi menggunakan pasukan militan "little green men" dan operasi hibrida lainnya melawan Kiev.
Bertahun-tahun lamanya, tentara Ukraina telah mendapatkan pengalaman perang dan belajar bagaimana berperang.
Dalam kasus serangan Ukraina yang masif, militan warga dari republik Donbass yang memerdekakan diri akan menghadapi waktu yang sulit menahan garis depan selama lebih dari 48 tahun.
Dengan kata lain, tidak lama Pasukan Bersenjata Ukraina akan menguasai kota-kota Donbass yang penting seperti Gorlovka atau Donetsk.
Perkembangan ini akan menempatkan Rusia dalam posisi sulit antara secara terbuka ikut campur dan menghadapi sanksi yang parah dari AS, atau hanya secara kuat mengutuk aksi Ukraina dan meminta mitra Barat memaksa Kiev menarik pasukannya.
Namun skenario terakhir artinya menjadi kekalahan de faktor Rusia kepada Barat.
Serta, mengingat posisi pasif Moskow dengan AS, Inggris dan negara-negara berkuasa di Eropa, Rusia tidak akan melakukan langkah pertama juga.
Alih-alih, Kremlin hanya akan menunggu saja.
Berbagai negosiasi antara Rusia dan Barat akan diadakan setidaknya pada pertengahan Februari besok.
Sementara itu, Ukraina akan melanjutkan menerima gelonggongan senjata dari negara-negara NATO.
Jika Moskow akhirnya menyerang Kiev dengan operasi militer terbatas, pasukan bersenjatanya akan menderita kekalahan besar.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR