Penulis
Intisari-online.com -Militer AS sedang mencoba untuk memulihkan pesawat tempur siluman F-35C.
Setelah insiden yang menyebabkan pesawat jatuh dari sebuah kapal induk di Laut Cina Selatan, Armada ke-7 mengungkapkan.
"Saya dapat mengkonfirmasi bahwa pesawat menabrak dek penerbangan saat mendarat dan kemudian jatuh ke laut," kata Letnan Nicholas Lingo, juru bicara Armada ke-7.
Dampaknya begitu kuat sehingga enam pelaut di kapal induk terluka.
Pilot mengaktifkan kursi pelontar darurat dan kemudian diselamatkan di laut dengan helikopter.
Orang ini dibawa ke rumah sakit untuk observasi di sebuah fasilitas medis di Manila, Filipina.
"Militer AS telah meluncurkan operasi untuk memulihkan F-35C," tambah Lt. Lingo.
Armada ke-7 mengatakan kecelakaan itu terjadi saat lepas landas dan mendarat rutin pesawat. Tabrakan yang kuat menyebabkan kerusakan eksternal pada dek penerbangan dan semua peralatan penerbangan berfungsi dengan baik.
"Kapal induk USS Carl Vinson telah memulai kembali operasi penerbangan di Laut Cina Selatan," tambah Armada ke-7.
Collin Koh, seorang peneliti di Nanyang Technological University di Singapura, mengatakan Angkatan Laut AS ingin memulihkan pesawat itu sesegera mungkin.
"AS tidak akan pernah meninggalkan pesawat terendam di dasar laut, karena itu akan menarik China dan negara lain untuk mencari," kata Koh.
"Saya tidak berpikir AS ingin rahasia teknologi F-35 jatuh ke tangan musuhnya, terutama China," jelasnya.
MiliterAS tidak mengungkapkan lokasi F-35C yang jatuh, tetapi China tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini, menurut para ahli.
"China akan mencoba menemukan F-35C melalui kapal selam dan kendaraan bawah air," kata Carl
Schuster, mantan pejabat Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS di Hawaii.
Schuster mengatakan insiden itu menyebabkan Militer AS berada di Laut Cina Selatan lebih lama dari biasanya.
Karena operasi penyelamatan biasanya berlangsung selama beberapa bulan, tergantung pada kedalaman di mana F-35C berada.
Dibutuhkan 10 hingga 15 hari bagi sekoci Amerika untuk mencapai daerah itu, dan seluruh operasi bisa memakan waktu hingga 120 hari, kata Schuster.
Ketika ditanya apakah AS akan meledakkan atau torpedo menghancurkan pesawat, analis mengatakan ini bukan solusi yang efektif, karena masih meninggalkan puing-puing.
Ini adalah ketiga kalinyaMiliterAS melancarkan operasi untuk memulihkan pesawat tempur F-35.
Pertama kali pada 2019 ketika F-35A Jepang jatuh di Samudra Pasifik. Kedua kalinya pada November 2021, ketika F-35B Inggris jatuh di Mediterania setelah lepas landas yang gagal.
Dalam kedua insiden tersebut, Angkatan Laut AS berhasil pulih.
Namun F-35A Jepang tidak utuh karena terjun ke laut dengan kecepatan tinggi.