Intisari-Online.com -Sejak Rusia mulai mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina, hal itu telah menimbulkan kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, dalam beberapa kesempatan, pun telah memperingatkan bahwa setiap agresi lebih lanjut oleh Moskow terhadap Ukraina akan ditanggapi dengan tingkat sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sekarang, Gedung Putih tampaknya memberikan beberapa petunjuk spesifik tentang seperti apa sanksi yang akan dilayangkan itu.
Sanksi tersebut berkaitan dengan kebutuhan teknologi.
Menurut beberapa laporan media yang telah terkonfirmasi, Pemerintah AS telah mulai meletakkan dasar untuk larangan penjualan produk teknologi tinggi yang mengandung komponen atau perangkat lunak buatan AS ke Rusia.
Tak hanya peringatan tentang sanksi, beberapa negara pun berbondong-bondong mengirim bantuan militer kepada Ukraina untuk mengantisipasi serangan Rusia.
Pada Selasa, AS telah mengirim pesawat yang membawa peralatan militer dan amunisi ke ibu kota Ukraina, Kyiv.
Pengiriman ketiga paket keamanan senilai $200 juta dimaksudkan untuk membantu Ukraina di tengah ancaman serangan militer Rusia, melansir The Jerusalem Post, Selasa (25/1/2022).
“Mitra kami meningkatkan jumlah bantuan militer, dan hari ini kami bertemu dengan pesawat ketiga dari pemerintah Amerika Serikat sebagai bagian dari bantuan ini,” kata Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov kepada wartawan sebelum pesawat mendarat.
Orang-orang di Kyiv mengatakan mereka gugup tentang kemungkinan perang tetapi tidak panik.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Olha Stefanishyna mengatakan negara itu lebih terorganisir hari ini daripada tahun 2014, saat terakhir kali Rusia menginvasinya.
“Kami tidak memiliki tentara saat itu seperti sekarang,” katanya. “Kami tidak tahu seperti apa agresi Rusia. Kami berpikir bahwa perang penuh akan terjadi di wilayah kami, jadi kami sedang mempersiapkan perlindungan besar-besaran terhadap integritas teritorial kami tanpa sumber daya untuk itu.”
Setelah delapan tahun Ukraina memerangi “agresi Rusia,” negara itu memiliki “ketahanan militer serta ketahanan terhadap ancaman hibrida,” kata Stefanishyna.
Ukraina akan siap untuk semua skenario, katanya, menambahkan bahwa dua skenario utama adalah invasi militer atau eskalasi lanjutan tanpa invasi, yang akan merusak ekonomi Ukraina, katanya.
Ukraina akan membutuhkan "paket bantuan ekonomi" untuk menjadi bagian dari pembicaraan yang berlangsung antara Presiden AS Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pemimpin Eropa lainnya pada hari Selasa, kata Stefanishyna.
Selain pesawat AS, Inggris pekan lalu juga memasok 2.000 rudal anti-tank jarak pendek dan mengirim spesialis Inggris untuk memberikan pelatihan.
Inggris juga telah menyediakan pengangkut personel lapis baja Saxon.
Estonia mengirimkan rudal anti-baju Javelin, dan Latvia dan Lithuania menyediakan rudal Stinger.
Turki telah menjual pada Ukraina beberapa batch drone Bayraktar TB2 yang dikerahkannya melawan separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbass timur, membuat marah Moskow.
Republik Ceko pekan lalu mengatakan pihaknya berencana untuk menyumbangkan pengiriman 152-mm. amunisi artileri.
Perbaikan pertahanan Ukraina pun telah memberikan warga biasa rasa aman dan percaya diri.