Ratusan tahun yang lalu di Kepulauan Ryukyu, orang menghiasi perahu mereka dengan gambar kelabang pada benderanya.
Hal itu dilakukan sebagai perlindungan terhadap ryujin — dewa naga.
Legenda lokal mempercayai bahwa Ryujin takut pada kelabang setelah pernah digigit di kupingnya.
Para peneliti mengumpulkan tujuh spesimen dari spesies yang saat itu tidak diketahui, dan tujuh kelabang dari dua spesies lain dalam genus Scolopendra — S. mutilans dan S. subspinipes.
Beberapa kelabang S. alcyona ditemukan di bawah batu di dasar sungai.
Mereka juga diketahui memangsa udang sungai.
Menurut penelitian, S. alcyona sama-sama betah di air dan di darat.
Kelabang raksasa seperti S. alcyona juga banyak dicari sebagai hewan peliharaan.
Padahal, mereka sangat sulit untuk berkembang biak dan bertahan hidup di penangkaran.
Oleh karena itu, para kolektor yang antusias untuk perdagangan hewan peliharaan juga dapat mempercepat penurunan kelabang ini.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR