Dianggap Bukti Penjajahan Majapahit di Tapanuli Sumatera, Inilah Candi-candi Padanglawas yang Ada Singa dan Makhluk Surgaloka sebagai Reliefnya

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Kawasan Padanglawas berada di wilayah dataran rendah di kaki Pegunungan Bukit Barisan yang membujur dari barat laut hingga tenggara.

Intisari-Online.com -Memang tak semegah Candi Borobudur.

Tapi kawasan candi, yang dikenal juga dengan biara, itu menyimpan potensi wisata yang patut dimunculkan.

Kawasan Padanglawas berada di wilayah dataran rendah di kaki Pegunungan Bukit Barisan yang membujur dari barat laut hingga tenggara.

Di situlah berdiricandi-candi Padanglawas, tepatnya di belahan timur Kabupaten Tapanuli Selatan.

Baca Juga: Cara Pengolahannya yang Unik Merupakan Warisan dari Masa Majapahit, Beginilah Ayam Betutu Masakan Khas Bali yang Pedas dan Berempah Ini Diolah

Beberapa ahli percaya ini adalahbukti penjajahan Majapahit di Tapanuli.

Meski tidak kalah menarik, jangan dibayangkan candi-candi di Padanglawas itu serapa dengan Candi Borobudur di Jawa Tengah atau Candi Prambanan di Yogyakarta.

Mereka yang mengagumi benda-benda purbakala seolah menemukan harta karun yang tak ternilai.

Sebaran candi-candi yang letaknya tersembunyi di antara hutan, perkebunan, dan sungai itu menyimpan misteri tersendiri.

Baca Juga: Berkat Mpu Nala, Angkatan Laut Majapahit Tersohor hingga Asia Tenggara, Kapal Perangnya Tangguh di Lautan padahal Hanya Berbekal Bongkar Rahasia Kapal Tentara Mongol

Seluk-beluk candi-candi itu belum terungkap secara pasti.

Dari sekian banyak candi ataupun reruntuhan candi di Padanglawas, yang “layak” dikunjungi adalah Trio Bahal.

Disebut demikian karena terdiri atas tiga candi, yaitu Candi Bahal I, Bahal II, dan Bahal III.

Ketiganya kini sudah berdiri tegak berkat upaya pemugaran oleh instansi berwenang selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Ada yang Wujudnya Tidak Pernah Diketahui, Namun Ada yang Menjelma Menjadi Makanan Tradisi, Inilah Berbagai Makanan Orang-orang Majapahit

Ketiga candi itu saling berdekatan dan memiliki karakteristik serupa.

Meski begitu, masing-masing menampilkan gaya arsitektur sendiri.

Candi Bahal berlatar belakang Buddhis.

Ini ditunjukkan dengan bagian atap candi-candi induknya yang merupakan stilirisasi dari stupa.

Baca Juga: Kini Menjadi Tarian Tradisional Khas Ponorogo, Rupanya Reog Ponorogo Diciptakan Punggawa Majapahit Untuk Melawan Kerajaan, Majapahit Pun Sampai Dibuat Keteteran Menghadapinya

Bentuk atap paling menarik bisa dilihat pada candi induk Bahal I.

Atapnya berbentuk tabung dengan relief-reliefuncal(pita beruntai) berupa jalinan bunga.

Di bagian kanan dan kiri ambang pintu terpahat bentuk sosok manusia yang kini hanya tersisa dari bagian pinggang ke bawah.

Bagian kaki candi terbagi dalam panil-panil yang berisi relief singa danyaksa(makhluk surgaloka).

Kompleks Trio Bahal ini dibentengi oleh pagar keliling dari bata yang dilengkapi gapura atau gerbang rendah.

Baca Juga: Capai Puncaknya pada Masa Pemerintahan Hayam Wuruk, Tiga Bidang Ini Buktikan Keberadaan Kerajaan Majapahit di Puncak Kejayaan, Hasil Seninya Bahkan Diminati Sampai Sekarang

Semua candi dibangun berbahan bata dengan arah hadap timur.

Masing-masing dilengkapi dengan sepasang makara di bagian bawah pipi tangga candi induk.

Di sekeliling candi induk, kecuali di bagian belakang, terdapat candi-candi perwara (candi kecil yang melengkapi candi induk).

Yang persis berhadapan dengan candi induk berbentuk altar (pendapa).

Di sekeliling candi banyak ditemukan lapik-lapik area maupun penggalan-penggalan area yang bisa jadi rusak akibat usaha penjarahan.

Sebagian temuan telah aman tersimpan di museum situs yang terdapat di kompleks Candi Bahal I.

Baca Juga: Minta Bantuan Tiongkok, 3 Orang Raja di Nusantara Pernah Membelot dari Majapahit dan Akhirnya Dibinasakan Majapahit dengan Cara Begini

Sebagian lagi terserak di hamparan rumput yang meninggi di halaman candi.

Beberapa artefak juga telah diselamatkan dan kini tersimpan di Museum Negeri Medan.

Candi Bahal I menjadi candi primadona di Padanglawas dan kawasan Tapanuli Selatan.

Kompleks inilah yang menyedot minat banyak wisatawan, bahkan nyaris tak pernah sepi dibandingkan dengan anggota trio lainnya.

(*)

Artikel Terkait